Langsung ke konten utama

Jatuh Cinta

Kau menyapa dalam hening malam
Ketika lelap hampir datang
Dan mengenalkan namamu
Sebagai lelakiku

Menemani detik-detik menuju fajar
Menghangatkan setiap dingin yang mencekam
Nafasmu, nafasku, larut dalam asmara membara
Dan lelah menghantarkan mentari pada pandangan kita di ujung pagi

Kau menyapa dalam rintik hujan di awal hari
Suaramu merdu layaknya obat rindu
Senyummu menggoda, membuat aku ingin mencumbu
Dan pandanganmu itu, akhh.. bernafsu aku memelukmu

Tak perlu dunia tau, kau lelakiku
Tak perlu dunia mengaku, aku milikmu

Kita melangkah pada jalan yang kau sebut cinta
Kita bergandeng dalam setiap jejak yang aku sebut kasmaran

Dan di sanalah kita akan menghabiskan detak jantung bersama
Memulai hari dengan secangkir teh hangat
Mengakhiri hari dengan secangkir kopi panas

Tak perlu ada yang mengerti
Karena cukup kita yang tau
Dan biarkan hanya kita saja yang tau

Kita sedang jatuh cinta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu