Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Perempuan yang Harus Mengikhlaskan Janji Lelaki

kau harus bisa merelakan apa yang tak bisa disatukan manusia entah karena suatu hal atau beberapa hal yang mungkin tak begitu baik bila bersama di saat kau pikir ini ketidakadilan itu hanya ketakutanmu akan kesendirian hatimu kuat bahkan seharusnya lebih kuat dari saat ini saat di mana kau tak lagi diberi harapan untuk berharap ketika kau tak diberi kesempatan memperjuangkan perasaanmu hatimu tangguh lebih tangguh dari waktu ini waktu di mana luka-luka hatimu tersiram cuka ketika kau tetap tersenyum menahan perih yang tertoreh atas manusia yang kau sayangi lalu aku bisa apa aku tak setegar hatimu yang tetap mencintai dalam ketiadaan hubungan yang tetap memuja meski telah diabaikan  yang tetap menjaga dalam jarak yang tak dikira aku bisa apa selain berterimakasih karena kau mengajarkan cinta itu tak selamanya akan setindak dengan ingin kita karena kau menjadikanku manusia bermakna, yang selalu kau rindukan terimakasih perempuan

Menunggu Pagi

Aku menunggu malam berganti pagi Aku menanti pagi dan kabar darimu Lalu hendak ku tanyakan kepadamu Tentang cerita malam ini, yang mungkin kau lewatkan Begitu sendu dan menyentuh kalbu Tapi bukan buatku Entahlah, Ada hati yang merasa tersakiti olehku Bukan aku tak mau mengerti bagaimana perasaannya Bahkan aku tak menahu tentang cemburunya atasku Merebut hatimu saja tidak pernah terniat oleh sadarku Ku biarkan saja malam merenggut nyamanku Biarkan saja tak nyenyak mimpiku kali ini Biar esok, kau yang memberi penjelasan atas sangkaan kekasihmu

kepada : yang menginginkanku

kau pernah ucapkan niatmu ingin menjadi bagian dari hidupku bermaksud menjadikanku pemilik hatimu namum tak mudah aku mengiyakanmu tak lagi muda kita bukan waktu bercanda tentang jodoh usah terburu mengajakku bersanding temui saja dulu orang tuaku restu mereka, itulah jawaban

Biasa yang Tak Biasa

kita pernah ada di satu waktu yang tak biasa di saat kau berdua dan aku sendiri lalu kita terbiasa dengan yang tak biasa membiasakan menanyakan kabar terbiasa mengingatkan memberi kabar hingga yang tak biasa, menjadi biasa kemudian kita ada di satu sisi yang tak biasa ketika kau merasa memilikiku dan aku menganggap kamu kekasihku entahlah. . . bukankah kita sudah terbiasa dengan yang tak biasa dan membiasakan hal yang tak biasa menjadi biasa ahhh. . . rasanya kita perlu mengisi pikiran kita dengan hal yang biasa karena kita terlampau sering menjalani hubungan,    yang tak biasa agatha tbrm020216