Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

LELAKIKU (II)

lelakiku mengapa kau memurungkan hati tiadakah kau dengar desahku yang memburu nafas sengalku yang tertahan dalam nikmat lelakiku mengapa kau tak memelukku tiadakah kau mampu menawan nafsuku kejantananmu yang puaskan hasrat lelakiku berapa kali musti aku teriakkan      aku rindu kecupan-kecupan nakalmu      aku rindu dekapan-dekapan kasarmu          aku rindu keringat-keringat orgasmemu lelakiku temui kewanitaanku atau kau biarkan aku menyujudkan diri memohon kau puaskan dalam malam sepimu lelakiku lepaskanlah sangsi akan sangkamu padaku para pria di sana hanya sesaat kaulah satu dan satu-satunya yang mampu mengiringku tenggelam dalam kehidupan malammu membiarkan maskulinmu mencumbu erotisku kamu, lelakiku

nafas hidup

dan aku hanya terdiam dalam persimpangan cintanya terlalu kuat menggerus acuh sedangkan luka masih basah memerah dalam tegar belum mampu obati sakit meski bukan karena dia dia nafas, tapi aku masih suka tersengal dia hidup, tapi aku nikmat dalam koma dia cinta tapi aku bertarung melawan trauma

satu gelas kopi untuk hujan semalam

mendung bertamu mengerti akan gelisahku memahami resahku akan penyanggupanmu dan aku sendiri menikmati setiap detik berlalu tanpa kejelasan perasaanmu ku lepas lelahku penatku, tentang kisah cintaku ku lampiaskan pada batang demi batang rokok ku harap hujan mengguyur malamku biar ramai riuh tetesannya menemaniku bersama satu gelas kopi yang menjagaku menuju fajar untuk temui cintamu yang hanya buatku agha senja 190514

kepastian rasa tentang kamu dan dia

maaf jika tulusmu untukku belum berbalas rasa yang sama cintamu terlalu kuat untuk sekeping hatiku tapi cintamu belum cukup mampu membukanya entah terlalu kuat trauma menguncinya atau terlalu berat cintaku padanya aku belum memilih aku belum tau siapa pemilik hati rapuhku diakah yang dalam diamnya menguji kesabaranku      untuk mendapatkan cintanya atau engkau yang dalam diammu terus mencintaiku      meski kadang harus terluka aku adalah milikku sendiri yang tak akan ku tentang kemana hatiku mengarah      diakah atau dirimu sudikah menunggu kepastian rasa yang mungkin tak berpihak padamu pun pada dia

Sakit Yang Kedua

Aku pernah mengharap cintamu Tapi kau lebih dulu tautkan hatimu Pada seseorang yang kau pilh dulu Ke nikmati setiap perih mendengar ceritamu Ku resapi setiap pedih luka yang goyahkanmu Aku coba menguatkanmu lewat sapaku Aku usahakan ada di setiap langkahmu Tetap saja aku hanya pengagummu Hanya mampu merasakan kilau pesonamu Sampai saat ini, kau sendiri Aku tak berani nyatakan kagumku Membisu kata hatiku Bahkan ketika kau telah membuka pintu                 Untuk masuk ke dalam pribadimu Aku tak mampu untuk lebih dari batas pengagum Meski kau nyata mengharap adaku                 Untuk temanimu berdua dalam cinta Aku takut melukai elokmu Aku memilih untuk di sini Menjadi pengagummu Meski sakitnya harus aku ulangi agha senja, 120514

k/o.y*a\k

Mengapa harus memilh dia Hatinya terlalu kaku Atau pernahkah tergores luka Hingga terbias secarik sendu Aku telah terlanjur memilih dia Terlampau mengharapkan dia Tapi hatiku telah rusak Harapku terkoyak Bukan dengan tajam kata-kata cinta Takjuga dengan hujat benci Dia menghancurkan harapanku akannya Dia menghabisi asaku akan cintanya Dia. . Dia yang. . . Argghh. . . Telah ku lebur mimpiku menyandingnya Dia hanya penghias dalam fana sesaat Dia bukan cinta agha senja 120514  

hati jingga

sepoi senja menghentak relung aku baru saja bangun menatap senyum yang begitu sejuk ada bongkah bahagia yang menyinari  tapi aku alpa aku telah merusak mimpinya menghancurkan hatinya yang sudah rapuh jinggaku. . . kemana kau labuhkan kini asa setelah remuk karena khilafku maafkan jika jengkal senjamu tiada lagi sejingga hatimu maaf. . . maafkan aku, jingga atha.vian pt-skrj 080514

sayang tak selalu (ber)sama

"Apa kamu sudah membahagiakan aku selama aku bersamamu. Dari kita kenal, kita pacaran, sampe kita nikah. Dan sekarang kita punya anak ? Apa kamu uda pernah ngebahagiain aku ? Apa kamu ngrasa aku uda bahagia sama kamu ?"            . . . . . hening "Orang di luar sana boleh berpikir aku bahagia sama kamu. Tapi kenyataannya kamu gak pernah sedikit pun bikin aku bahagia. Tau kenapa ? Karena kamu cuma berpikir kamu udah bahagiain aku. Karena kamu merasa, kamu udah buat aku bahagia. Padahal apa ? Nothing ! NOTHING !!"      . . . . . . . hening " Kamu gak pernah nglakuin apa-apa buat aku. Waktu aku merasa sendiri. Waktu aku ada masalah. Apa kamu tau aku ada masalah ? Apa kamu tau aku kesepian? Apa kamu tau sikapku berubah ? Kamu sibuk dengan pekerjaan kamu. Kamu sibuk memikirkan promosi untuk kenaikan jabatan kamu. Kamu sibuk mencarikan materi buat aku. Aku gak cuma butuh materi ! Aku mau nikah sama kamu, bukan mau materi doang !! Kamu tau tiap malem aku nang

cinta lama tetap bersemi

kamu hadir ketika hatiku sepi mengisi hari-hariku dengan senyum membiarkanku menikmati riangmu membebaskanku mengisi asaku akan cintamu dan kamu serasa jauh semakin aku sulit untuk menggenggam erat yang ingin terjabat pupus saat kau bersanding bahagia aku nikmati sendiriku aku halau rinduku akanmu aku mengegoiskan diri untuk tidak berpeduli padamu tapi aku tak bisa kamu tetap menjadi peran dalam setiap mimpi kamu tetap menjadi pengobar semangat aku bertahan kamu tetap menjadi asaku hingga ketika kamu menyapa lagi sepiku seperti dulu pertama matamu menyejukkanku denyutku memompa angan tentang kamu mengapa kamu bersedih dalam tawa manja itu mengapa kamu menguatkan hati dalam tatapan sendu mengapa kamu begitu rapuh dalam ketegasan kemandirian jangan redupkan cintamu karena aku masih peduli tentangmu dan akan lantang ku torehkan harapku padamu kamu gadisku selamanya akan menjadi gadisku ya. . . kamu