Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

terimakasih, masa lalu

bahkan, setiap luka yang kamu berikan, bisa saja aku menjabarkannya dengan detail tapi buat apa ? toh, kamu pun bersikap semua kesalahanmu itu adalah khilaf yang harus aku maafkan kamu mengucap maaf untuk memulai lagi kesalahan yang baru dan aku hanya bisa takjub, semudah itu ? aku selalu mengataimu sadis, dan berharap karma akan mengetuk hidupmu satu saat nanti tapi tak aku lanjutkan, karena satu kata sakti yang bisa aku raih ikhlas aku berdiam saja dengan dramamu, aku bisa tersenyum saat kamu mulai mengarang absurd aku cukup menata keporakporandaan dari sakit hati yang selalu kamu bagi dan apakah kamu menyadari, semesta tak akan tinggal diam dengan ulahmu semesta telah membiarkanmu merasakan apa yang aku rasakan dulu terimakasih, masa lalu darimu aku belajar, bahagia itu tak harus menunggu bahagiaku aku ciptakan dengan sosok yang bisa menghargai segala pemikiranku, ambisi jiwaku, dan kerumitan yang dengan suka cita aku urai bersama dia

Dia Tau, Aku Bukan Pelarian

Dia tersenyum saat menatapku Senyum yang dipaksakan, aku tau itu Tapi dia tetap tersenyum Menutupi segala luka dalam rendah hatinya Aku membalas senyumnya getir Rasanya ingin aku maki wanita itu Wanita yang dengan mudah mencaci ketulusannya Mengatainya sebagai laki-laki tak berguna Dia membuatku tertawa Tapi dia selalu berusaha tak meninggalkan duka Dia palsukan pedihnya dengan cumbuan mesra di telinga Dan tentu, aku menikmatinya dengan berpura-pura Dia bertahan dalam hidup yang katanya penuh derita Dia memelukku katanya butuh perhatian Dia selalu tersenyum hangat kepadaku Menikmati waktu saat berdua denganku Bahkan mengatai wanitanya adalah kesalahan Lalu aku bisa apa, mendoakan mereka tercerai berai Busuk sekali, aku tak sejahat itu Aku hanya perempuan di masa lalunya Yang mengerti setiap gelisah dalam hidupnya

Pulang Denganmu

 Aku berdiam dalam kesendirian Duduk di sudut ruangan Melihat tempat yang biasa kau diami Sibuk dengan duniamu, menikmati detik berlalu Lalu kau tersipu saat tau aku memperhatikanmu Tertawa lalu datang menghampiriku Mencium pipiku dan memelukku Kau tau aku masih akan tetap diam dalam kesendirian Mengingat setiap gerakmu yang menghidupkan hidupku Melukis tawamu yang mewarnai cerahku Aku masih saja diam dalam kesendirian Menyesali segala amarah yang terlanjur Mengutuk ucapan cinta yang jarang tersampaikan Aku akan tetap diam dalam kesendirian Mensyukuri bahwa kau adalah yang terindah Memahami bahwa kau adalah anugrah Aku menunggumu datang, atau aku harus bergegas mengemasi duniaku ketika kau mengajak pulang