Langsung ke konten utama

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia
Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir

Jika memang aku teman hidupmu
Lantas mengapa berlama menautkan hati kita
Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu

Sedang kau begitu setia menjaga rasa
Di antara raguku yang menyergap di awal

Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh
Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu

Dan kau memenangkan segala kelebihanku
Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat

Hai pria yang kini bersamaku
Mari eratkan genggaman

Karena kita tak pernah tau
Kapan godaan dan ujian menghampiri
Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan

Kepada teman hidupku yang tetap bertahan
Terimakasih telah membuatku juga bertahan

Kecup dan pelukku untukmu

tertanda,
Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...