Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

SESAK

SUDAHI GEBU ASA YANG DULU PERNAH KAU BARAKAN PENUHI NYATA DUNIA KITA TAK BISA DISATUKAN SIA-SIA DIJALANI NAMUN PEDIH DIAKHIRI LALU HENDAK KE MANA KAN BERJALAN MENYUSURI LORONG-LORONG HATI TERLUKAI ATAU MELANGKAH BERSAMA MUNAFIK DIRI ADAKAH HARAP SEMU YANG KAU BERIKAN SEPANJANG NAFASKU MENGHARAP CINTA AKU SAKIT TAPI TAK MENGAPA BIAR AKU MATI LEBIH DULU BIAR DIRIMU YANG TERAKHIR DI HIDUPKU
nampang di depan lokomotif yang ada di lawang sewu

tangis

deraian itu tak mampu aku tahan mengurai perlahan mengiris perih perasaan luka apa yang telah aku torehkan hingga merapuhkannya dalam tangis tak berkesudahan aku hanya hina aku tak punya cinta lalu apa yang dia harapkan lagi dariku deritaku biar jadi nafasku tak perlu dia ikut campur hidupku bukan aku tak mau membagi dengannya aku hanya tak bisa menahan pedihnya aku pun terlalu lemah untuk melihatnya memandangnya dalam tangis tangis yang tertumpah karenaku aku mohon jauhi aku tinggalkan aku biarkan aku sendiri mungkin ini akan lebih baik untukku agha senja 111009

kau dan aku

kau mencintaiku dengan segala kelemahanmu dan dengan sekuat kemampuanmu aku mencintaimu dengan segala kelemahanmu dengan sekuat kemampuanku kau selalu inginkan lebih aku selalu berikan lebih kau ingin dimengerti aku mencoba mengerti kau ingin dihargai tapi tak bisa hargai aku kau pikir aku egois aku pikir aku memang egois hingga aku enyahkan egoku itu semua untukmu tapi apakah kau sadar kau terlalu banyak meminta untuk sesuatu yang seharusnya bukan menjadi milikmu agha senja 170909

alpha!

aku tak mendengar apa yang dikatakan angin ketika dia berhembus di belakang telingaku. aku tak merasa sentuhan mentari pagi ini, atau mentari tak lagi bersinar? hingga aku lupa rasanya kehangatan pagi! aku tak meneguk embun yang tiap pagi sejukkanku pa ... gi ini. entah dia telah pergi menjauhiku atau meninggalkanku? yang aku tau dan rasakan, adalah sebuah kesendirian yang tak terlalu aku takutkan. aku merindumu. tapi aku tak merindumu! entahlah.. aku tak begitu pintar untuk menau tentang pikirmu..juga untuk pahami pikirku! atau aku harus lupakan semua?

destiny

Hari ini aku disibukkan dengan persiapan acara pernikahan salah satu klien. Yang kebetulan menggunakan jasa event organizer yang aku kelola bersama beberapa teman jaman kuliah. Awalnya memang banyak rintangan. Tetapi berjalannya waktu, semakin banyak saja klien yang mempercayakan acaranya pada jasa kita yang berlabel Little Break Event Organizer. Klien yang dihadapi pun beragam. Ada yang manut manggut-manggut dengan ide yang kita tawarkan. Ada yang datang membawa rancangan konsep. Ada juga yang menyebalkan seperti klienku sekarang. Kemarin bilang bunga mawar merah. Hari ini minta ganti anggrek bulan warna ungu. Kemarin minta round table , sekarang mau ganti standing party . Memang menyebalkan. Tapi itulah pekerjaan kita. Melayani klien. Dan untuk itulah kita dibayar. Setelah melayani pasangan yang bawel. Aku memilih untuk keluar kantor dan mulai menghisap rokok. Ngobrol bareng Pak Mien. Sopir yang sudah bekerja di kantor kita selama tiga tahun terakhir. Kita tak pernah membangun s

cinta

Ada yang pernah bilang ke gue,, cinta itu sabar..cinta itu lembut..cinta itu harus tahan menderita. Awalnya gue manggut" aja nurut! Tapi setelah lama gue pikir lagi.. ternyata ada yang salah sama pernyataan itu. Emang sih..cinta itu kudu bisa nerima kelebihan dan kekurangan pasangannya. Tapi gak kudu tahan menderita juga kalee. Yah..meski gue pernah ngrasain itu juga. Inti yang lebih penting adalah ikhlas. Ini yang sampe sekarang gue belom bisa! Susah gila deh! Kadang sesuatu yang kita liat gak bagus buat suatu hubungan malah bisa jadi jawaban dari semua pertanyaan. Susah juga sih dijelasinnya, tapi yang pasti kalo cinta harus tahan menderita itu gue gak setuju banget! Cinta itu harus bareng saat seneng ato susah. Gak cuma pas tebel dompet aja sayangnya! Hwahaha... Nah di saat susah itu harusnya tetep bertahan ngadepin masalah bareng! Mungkin itu yang dimaksud cinta harus tahan menderita!

EGOISM

Egois berarti maunya menang sendiri. Tak mau mengalah. Tak mau tau alasan dan pendapat orang lain. Lebih suka memaksakan kemauan, keinginan, dan segala rajutan asa. Egois artinya tak peduli keadaan orang lain. Yang terpenting adalah dirinya sendiri. Apa pun alasannya, aku yakin pada dasarnya, manusia diciptakan dengan diberkahi suatu sifat yang bernama egois. Hanya kadar tiap manusia yang berbeda. Mungkin kau akan menilaiku sebagai sang egois sejati. Aku tak pernah keberatan kau mengataiku seperti itu. Tak apa menurutku. Karena aku pun merasa sebagai sang egois. Aku memang egois. Sangat egois. Tetapi setelah aku bertemu dengan seseorang yang aku sebut Lelaki Sepi, aku dihadapkan pada orang yang juga memiliki kadar egois yang hampir sama denganku. Bisa dibayangkan? Dua orang. Dengan pembawaan sifat egois yang berada pada garis batas yang sama. Bertemu dan disatukan. Siapa yang akan mengalah? Aku. Dan dia. Saling mengalah. Dari setiap permasalahan dan persoalan yang kita hadapi. Semuanya

hitam pun CINTA

Ku tatap senja di balik jendela kamar. Jingganya menembus bening kaca di hadapku. Akh. . . hari ini aku lelah sekali. Aku tersentak dalam lamunan panjang menerawang saat ponselku menyanyikan lagu yang sendu, Mantan kekasih yang hilang datang Ungkapkan besarnya penyesalan Bagaimana dia menghancurkan aku Percayalah kau tak aku sesali Aku raih ponsel bercasing biru metalik dan membaca nama yang tertera di layar ponsel. "Halo Vin," sapaku lebih dulu. Tapi nggak ada balesan dari Vino sama sekali. Yang terdengar cuma suara berisik dan nggak jelas. "Niat nelfon nggak sih? Mau pamer pulsa doang? Gue juga ada tau!," gerutuku sambil memutus telfon. Belum sempat aku keluar dari kamar ada lagi suara ponsel. Kali ini pesan masuk entah dari siapa. Aku ambil lagi ponselku dan berjalan keluar sambil membaca sms dari Vino. Gw tnggu dt4 biasa. Urgent! "Napa sih nih anak? Kalo ada perlu ngomong aja langsung! Seenak udelnya nyuruh-nyuruh gue. Emang dia pikir gue robot apa," a

diam

kenapa kau tak coba diam diam dan tenang biarkan aku menikmati sendu di wajahmu luka itu ingin ku menjamahnya tapi ku takut kau akan sakit tetaplah diam biar aku sembuhkan dengan belaiku a6ha s3nja 020709

aku bosan dengan maaf!

aku bosan dengan maaf aku muak dengan maaf aku lelah bila harus ucapkan maaf maafku tak pernah berarti di matamu seakan tak lagi kau pedulikan tulusku terserah apa maumu! jangan pernah mencariku lagi jangan kau kembali dalam pelukku lagi aku bosan dengan maaf yang tak pernah termaafkan karna egoismu! agha senja,, 250308

sore

jingga indah yang menghias cakrawala hilang perlahan tertelan kelabu sang langit malam hanya pucat yang menemani rembulan yang membulat di antara kelam yang bertahan dan berjuang a6ha s3nja 060709

Surat dari Bima

Hum Tumhe Pyar Karte Hae Itu bahasa India yang bisa disamakan dengan I Love U. Tapi bukan cinta yang tersimpan dalam hatiku untukmu. Hanya segumpal sayang yang bersemayam di sini. Di salah satu sudut hatiku. Hati yang begitu rapuh. Hati yang masih saja bimbang dengan segala sikapmu. Jika tercipta sebuah luka di hatimu karena ulahku, ku mohon, maafkanlah kekhilafanku. Aku hanya manusia. Hanya seorang Bima yang tak pernah mencapai sempurna. Pria yang pasti miliki kesalahan. Juga bukan peramal yang selalu tau maksud hatimu. Sungguh aku menyesal telah memasungmu dalam ketidakpastian. Bukan aku tak mau milikimu. Tapi sadarilah. Bahwasannya aku belum terlalu mampu berikan lebih. Hanya ini yang bisa aku persembahkan untuk cerita kita. Hanya rasa ini yang mampu aku persembahkan untuk kisah kita. Ku harap kau mengerti adaku. Jika kau merasa aku menggantungmu dalam kesia-siaan, bukan maksudku tak ingin mengikat hatimu untuk ku miliki sendiri. Percayalah, aku masih tetap menyimpan asa kita. Keber

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk

abstrak

aku paham tapi tak bisa aku ceritakan aku ngerti tapi sulit aku berbagi suatu rasa yang sukar benar dipahami sebentuk rasa yang begitu susah dimengerti abstrak a6ha s3nja

luka yang indah

ketidakpeduliannya seolah nafas yang ku hembus sedangkan kesabaranku seolah pisau yang menikam jantungku aku ingin teriak mengatakan gelisah dan sedihku padanya tapi aku tak bisa tak bisa,,sungguh aku tak bisa aku ingin,,sangat ingin seolah telah tuli hatinya akan jeritku masih tak sadarkah dia bahwa aku pun ada aku nyata, bukan fana yang tak teraba a6ha s3nja 250409