Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Short Pant

Saya sudah cukup nyaman memakai celana pendek, kaos, dan sandal. Selain lebih kasual, perpaduan itu memang saya banget. Santai. Enggak ribet. Dan yang terpenting adalah nyaman. Bukan berarti baju dengan model yang lain tidak membuat saya nyaman. Tapi entahlah, rasanya berbeda dengan kebanyakan orang yang memilih terlihat rapi. Rapi memang perlu. Tapi terlalu rapi, sepertinya bukan pilihan yang bagus untuk saya. Setidaknya, saya bukan manekin yang jadi korban mode orang lain. Saya tau apa yang saya inginkan. Saya bebas memilih apa yang saya pakai. Tanpa ada batasan. Tanpa perlu merasa aneh. Dan saya bertanggung jawab sepenuhnya dengan apa yang saya pakai. Orang mau berkomentar, itu hak mereka. Saya pun juga berhak untuk memilih. Mendengarkan omongan mereka atau mengabaikan ocehan mereka. Simpel kan ? Sesimpel apa yang membuat saya nyaman dalam berpakaian. Meski pun di acara resmi sekali pun, ketika saya nyaman memakai pakaian kasual, saya akan memakainya. Saya tidak suka ribe

Yang Tak Mampu Ku Jawab

Setiap kau tanya, kapan, aku selalu bingung untuk menjawabnya Bahkan untuk sekedar mengira-ngira pun aku tak pernah mampu Tak bisa dengan jelas ku pastikan bisa menjawab dengan yakin, kapan yang kau minta Setiap kali kau bertanya dengan sungguh-sungguh, "Kapan aku bisa memilikimu sepenuhnya?" "Kapan aku bisa dengan bebas mengenalkanmu sebagai kekasihku?" "Kapan aku bisa menggandengmu, menggenggam jemarimu, menuntun langkahmu?" "Kapan aku bisa memandang matamu dari dekat?" "Kapan aku bisa menikmati aroma wewangianmu saat ku dekatkan wajahku di telingamu?" Aku hanya menunduk lemah, tak berdaya untuk berucap Lalu kau hanya tersenyum penuh harap Aku tak pernah bisa menjawabnya dengan pasti Yang bisa aku yakini, aku tak bisa menjawab setiap kapan yang kau tanyakan Karena aku miliknya Karena aku kekasihnya Karena dia yang menuntunku Karena dia lebih dekat memandangku Karena dia yang selalu mengecup ujung telingaku Karena

Anggaplah Aku Kesalahan Yang Harus Kau Lupakan

Aku memang tak bisa membohongi diri Begitu banyak mimpi yang pernah kita rangkai Waktu itu, kita masih berdua Saat kita bersama, belum begitu dewasa Sampai mimpi-mimpi itu harus terhenti Bukan pilihan, tapi dipaksakan Karena pikiran kita tak lagi sejalan Di pondasi keyakinan yang berbeda Entah kemana kau pergi Di mana kau ikatkan janji dengan seorang lelaki Tapi aku di sini masih sendiri Meski bukan untuk menunggu sepimu Lalu waktu seakan memihak kita Kesendirianku dan cerita patah hatimu Mengingatkan kembali tentang mimpi yang dulu terhenti Begitu cepat membakar logika Hingga aku merasa kau terlalu nyaman Menikmati jejak yang sengaja kau tapaki kembali Menenggelamkan ikrarmu dengan lelaki setia di sana Aku tak mengira akan sejauh ini merindukanmu Aku tak bisa lebih jauh dari ini, ingin memilikimu Pergilah.. kembalilah kepada pemilik hati yang menganggapmu setia Dan anggaplah aku suatu kesalahan dalam hidupmu