Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Sejengkal Raga

aku mulai terbiasa membuatkan segelas teh untukmu dan segelas kopi untukku selera kita memang berbeda tapi sekotak coklat menyatukan perbedaan kita dan gurauan kecil semakin mendekatkan hati yang terpisah sejengkal raga tapi entah mengapa begitu sulit menyatu aku merindukan kehadiranmu kau merindukan pelukanku dan hanya rindu yang seakan memaksa logika untuk menurut pada hati yang sedang dimabuk rasa lelaki dan perempuan bersatu dalam satu malam di hari itu dan enggan berpisah sampai hari ini lalu kemanakah akan melangkah jika kita nyaman duduk bersama, berdampingan lalu bagaimanakah menyatukan selera jika sekotak coklat tak lagi berisi akankah kau mulai mencicipi pahitnya kopi dan aku mulai mengenal nikmatnya teh entahlah.. bukankah masih ada waktu sampai sejengkal jarak menyatukan raga kita

to : Kemals

Pernah dikepoin ? Meski pun untuk hal sepele, pasti ada kan seseorang yang pengen tau banget tentang kita. Apa yang kita lakuin, apa yang mau kita perbuat. Everything -lah. Pokoknya pengen tau bingit sama setiap gerakan kita. Kalo lu tipe orang biasa, yang hidup dengan sewajarnya, jalan di jalan yang lurus tanpa tikungan, enggak banyak ini itu, alamat bakal selamat dari para tukang kepo. But , itu bukan tipe gue. Gue enggak bisa tampil biasa. Gue harus beda. Gue enggak mungkin sama kayak elu, tapi gue gak masalah, elu mau nyamain gaya gue. It means , gue trendsetter dan elu cuma follower . Hidup gue penuh dengan ide dan kreatifitas yang munculnya pun kadang enggak bisa gue prediksi. Dan kadang banyak gilanya ketimbang warasnya. Gue sangat menikmati saat kegilaan gue menjadi-jadi. Gue bakal mati gaya kalo ide gue sekedar berlabel waras. Berarti gue gak bisa menggebrak aturan yang selama ini cuma mengurung kegilaan gue. Aturan yang cuma tau, ide gue gila dan gak layak dipublikasik

Kepada Siapa Kutujukan Rindu ?

ada gebu rindu yang entah kepada siapa mesti tertuju terselip getaran syahdu yang mengalun mendayu untuk bayukah atau biru laut yang lama tak bertemu atau untuk seorang lelaki yang merayu dengan lagu yang dengan merdu menyanyikan bait-bait cinta untukku atau biarkan rindu ini tak bertuan biarkan rindu ini berkembang biarkan tumbuh dan mengakar meski tak ku tau, siapa yang nanti kan memetik buahnya

Laut Yang Mengingatkanku Padamu

aku merindukan deburan ombak bayu yang berhembus kuat dan buih-buih yang menyentuh pantai yang menghapus jejak-jejak kaki kita yang tertinggal di suatu waktu yang tak ingin orang lain tau kita pernah ke sana, kita pernah di sana melukiskan cerita yang dalam sekejap harus dihilangkan bukan untuk dilupakan, tapi tidak untuk meninggalkan jejak dan saat aku merindukan pandangan matamu yang teduh saat aku merindukan pelukanmu yang hangat saat aku merindukan kecupan bibirmu yang lembut aku merindukan laut laut yang menyimpan segala rahasia langkah kaki-kaki kita laut yang tetap tenang menyimpan cerita cinta kita laut yang mengirimkan buih-buihnya untuk menyentuh kakiku laut yang mengingatkanku, aku pernah memilikimu meski hanya kita dan laut yang tau

Si Gila Yang Enggan Waras

Pernah bermimpi jadi artis ? Atau bermimpi jadi orang terkenal ? Atau pengen jadi orang yang dinanti karyanya sama seseorang atau beberapa orang bahkan banyak orang ? Saya bukan artis. Tapi saya punya mimpi, dikenal banyak orang secara positif karena kegemaran saya menulis. Karena karya saya. Karena tulisan yang saya buat. Entah sejak kapan saya mulai senang menulis. Menyampaikan apa yang ada di pikiran saya lewat tulisan. Mengungkapkan apa yang ada di benak saya lewat tulisan. Memang setiap orang akan mempunyai penilaian masing-masing terhadap tulisan saya. Saya tidak memaksakan setiap orang mempunyai pandangan yang sama akan tulisan saya. Keberagaman sudut pandang mereka, asumsi yang berbeda dari setiap orang yang membaca tulisan saya, pendapat para pembaca yang kadang bertolak belakang dengan apa yang saya maksud, adalah kepuasan saya. Adalah suatu bentuk kesimpulan, bahwa setiap orang belum tentu punya pikiran yang sama. Meski pun dihadapkan pada tulisan yang sama.

Pujaan

Beriring, awan-awan yang menggelap, memaksa hati menutup rapat. Di balik pintu aku menunggu. Entah mengapa aku masih menunggu. Sedangkan aku begitu tau. Cintamu dan hatimu tak tertuju untukku. Tapi aku masih menunggu. Berkhayal bersama ribuan mimpi yang tak pernah menyudahi memberi arti. Berpeluk dengan harapan yang entah kapan akan berhenti. Ataukah harus terhenti. Dipaksakan pun, aku tak pernah bisa mengatakan tidak untuk melepasmu. Malam melarutkan sendu dan piluku. Berapa lagi airmata yang musti membayar kerinduanku. Sedang kau di sana berpeluk, bermesra dengan kekasihmu. Aku cemburu. Tapi, tak yakin aku mampu, mengisyaratkannya kepadamu. Kepada perempuan yang telah memasungku pada kesetiaan bodoh. Perempuan yang dalam senyumnya begitu memikat naluriku. Mentari menggeliat mencairkan beku malam. Tapi hatimu tak sedikit pun meleleh tersiram bara yang begitu membakar. Terlalu dingin. Hanya sekedar untuk menatapku. Mesramu menyayat hatiku. Meski tak sesakit luka yang aku goreskan d

Lelaki Hebat

Aku berusaha mengingat... Ketika kau selalu ada di setiap langkahku, Padahal aku berjalan dengan kekasihku Ketika kau selalu ada di muram dukaku, Padahal kekasihku yang membuatku menangis Ketika kau selalu ada di ujung tawaku Padahal aku melewati kebahagiaan dengan kekasihku Ketika kau memayungiku Padahal kekasihku meninggalkanku dalam hujan Ketika kau bersujud dan mendoakanku Padahal aku tak pernah memikirkanmu Ketika kau tetap menatapku berlari menjauh darimu Padahal aku tau, kau mampu mengejarku Tapi aku tersadar Ketika kamu memberikan senyum terbaikmu Ketika kamu terlihat bahagia Saat aku berada di pelaminan Saat aku berdiri sebagai mempelai Dan aku tak akan menyesal Karena meninggalkan kekasihku Untuk mendampingi lelaki hebat Sepertimu Di sepanjang hidupku

Jatuh Cinta

Kau menyapa dalam hening malam Ketika lelap hampir datang Dan mengenalkan namamu Sebagai lelakiku Menemani detik-detik menuju fajar Menghangatkan setiap dingin yang mencekam Nafasmu, nafasku, larut dalam asmara membara Dan lelah menghantarkan mentari pada pandangan kita di ujung pagi Kau menyapa dalam rintik hujan di awal hari Suaramu merdu layaknya obat rindu Senyummu menggoda, membuat aku ingin mencumbu Dan pandanganmu itu, akhh.. bernafsu aku memelukmu Tak perlu dunia tau, kau lelakiku Tak perlu dunia mengaku, aku milikmu Kita melangkah pada jalan yang kau sebut cinta Kita bergandeng dalam setiap jejak yang aku sebut kasmaran Dan di sanalah kita akan menghabiskan detak jantung bersama Memulai hari dengan secangkir teh hangat Mengakhiri hari dengan secangkir kopi panas Tak perlu ada yang mengerti Karena cukup kita yang tau Dan biarkan hanya kita saja yang tau Kita sedang jatuh cinta

Kau, Aku, dan Hasrat Kita Berdua

Belaianmu Dekapan dan pelukanmu Kecupan mesramu    di kening dan telingaku Mendesirkan senyawa dalam organku Membangunkan hasrat dalam jenuhku Berbisik dirimu pelan namun terdengar pasti "Jangan tinggalkan aku saat ini" Lalu kita menyatu dalam cinta Menyesaki rongga-rongga kosong Dengan desahan penuh makna Kau mencumbuku Aku mencumbumu Dan kita bercinta Disaksikan purnama, gemintang, dan asmara Esoknya, dengan bangga Kita menceritakan pada pagi Tentang malam yang kita lewati penuh arti Dan tentang wangimu yang terjejak di ragaku aiggha.100215

jatuh dalam CINTA yang sama

Kau memandangku penuh kecewa Dan berat hati kau berkata, "Lupakan aku." Lalu kau menjadi salah tingkah di sampingku Matamu begitu ingin menikam mata binalku Sungguhkah kau ingin menjauhi aku ? Menjaga jarak agar tak terlalu dalam jatuh cinta kepadaku Lalu mengapa kau membelai rambutku Mencium wanginya dan mengingat aromanya Mengajak tubuhku bersandar di lelah hatimu Membuatku bermanja dalam pelukanmu Benarkah kau ingin mengabaikan rasa yang tersembunyi    di balik hatimu itu Tapi membiarkan aku mendekapmu dalam rindu Dan kau eratkan pelukmu mesra di pinggangku Ada apakah dengan kita Ada apakah dengan cinta Mengapa perpisahan ini mengeratkan genggaman kita Menyatukan bibir kita dalam gelora yang menyala Yakin ini perpisahan ? Atau awal dari sebuah hubungan Antara kau dan aku Yang perlu disembunyikan Dari mereka, yang tak mengerti Kita sedang jatuh dalam cinta yang sama aiggha.100215

[Hanya] Tentang Masa Lalu

entahlah haruskah aku sesali haruskah aku perlu tangisi kisah antara aku dan masa laluku cerita tanpa ujung pasti dari awal yang tak disangka dia datang membawa cinta dan kebahagiaan di saat aku terluka oleh janji setia yang memilukan dia begitu peduli, merasa memiliki tapi pelukan eratnya tak mampu ku balas   meski dengan setitik senyum diamku seakan penyanggupan atas rasanya namun tak mampu aku bicara abaikan cintanya begitu dalam rasa begitu dalam cinta tapi, entahlah dia hanya bagian masa laluku saat masih aku berdua dengan kekasihku dia hanya penyejuk sesaat ketika cintaku terlalu kering menunggu hujan turun dan entahlah, adakah arti dari kisah ini cerita tentang aku, dan sebut saja kekasih gelapku aiggha.100215

Square Love

Dia cinta kamu Kamu gak cinta dia Kamu cinta aku Aku gak cinta kamu Aku cinta dia yang lain bukan diamu Dia yang lain bukan diamu gak cinta aku Dia yang lain bukan diamu cinta dia Dia gak cinta dia yang lain bukan diamu Saat kamu mulai cinta dia Kamu mulai lupa aku Saat aku mulai cinta kamu Kamu mulai cinta dia Aku mulai lupa dia yang lain bukan diamu Saat dia yang lain bukan diamu mulai cinta aku Aku mulai cinta kamu Kamu mulai cinta dia Aku mulai lupa dia yang lain bukan diamu Saat dia mulai cinta dia yang lain bukan diamu Dia yang lain bukan diamu mulai cinta aku Aku mulai cinta kamu Kamu mulai cinta dia Dia yang lain bukan diamu mulai lupa dia

Malang, aku pulang

Entah telah berapa purnama terlewat Sejak dua puluh sembilan purnama yang pernah kita lewati dulu Menyisakan jejak kemarahan Meninggalkan jejak kenangan yang tak bisa dilupakan Sesaat memang terlupakan Atau sengaja diabaikan Tapi mengapa tak bisa benar-benar lupa Seperti itukah yang engkau rasakan ? Terkadang merindukan keriangan masa muda kita Namun tersadar bahwa dewasa telah memisahkan tawa kita Pernahkah kau merindukan cerita-cerita kita ? Yang kita gores di setiap celah memori kita Atau telah habiskah kau pendam dalam Biar tak lagi susah kau melupakan aku Dan pagi itu, terjejak kakiku di kotamu Melangkah aku di kota itu Malang, aku pulang Melukiskan sekali lagi kenangan Lalu pergi, dan tak akan pernah terlihat Bukan aku tak sayang Tapi cintaku tak lagi bertuan Sang pujangga pujaan Buat apa aku bertahan

Dua Gelas Kopi, Sebungkus Dark Chocolate, dan Seorang Lelaki

Dua gelas kopi panas Untukmu dan untukku Sebungkus coklat hitam Untuk berdua Dan kita melewati waktu semalam Kau dengan bahasamu Aku dengan bahasaku Namun kita berbicara dengan bahasa kita Kau di kananku Aku di kirimu Berdampingan tapi tak sanggup berpandangan Tawa kita memecah Canda kita meriah Membaur bersama rintik hujan Yang seakan samar oleh detak-detak nadi kita Wangi tanah kering yang aku rindukan Tak lagi mampu menenangkan Aku nikmati wangimu Di sudut pendengaranmu Dan sungguh aku tergoda berlama di sana Berharap dimabukkan olehmu Ohh, lelaki.. Ku merindu

tear

Titik itu terjatuh Bersama, saat aku dan dia, menceritakan  mimpi-mimpi masa depan kita Ketika aku dan dia sedang merindukan belahan jiwa Titik itu mengalir Memaknai setiap arti mimpi yang terlewat Menjadikan bunga-bunga dalam tidurku dan tidurnya, berbuah dengan peringatan dan pengharapan Titik itu tertahan Bukan karena mengering Namun ada kebahagiaan, yang akan melengkapi titik-titik itu kembali menetes Hingga terasa segala pengorbanan dan ketulusan hati Menjadi sangat berarti dan tak ternilai Dibanding ribuan titik duka dan kesedihan Dan saat titik itu menetes Aku dan dia percaya Bahagia adalah milik semua orang