Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Perjuangan untuk Sebuah Kebahagiaan

HPku bergetar. Ada pesan masuk dari seseorang, yang tentu saja membuat mataku terbelalak. hari ini kamu cantik, kenapa tadi pulang cepet Aku hanya tersenyum. Dan kelamaan jadi senyum-senyum sendiri. Tapi tidak berani membalas pesan dari dia. Kurang lebih setengah jam dari pesan masuk tadi, HPku kembali bergetar. Dia menelepon. Aku salah tingkah. Padahal dia tidak melihatku. Tau di mana aku pun, juga tidak. “Haloo, kenapa, Mas,” sapaku sedikit tergagap. “Hai, Tha. Kamu di mana ini,” balasnya santai. “Emm, aku lagi di butik. Lagi mau beli baju. Kenapa ?” “Masih lama gak ? Aku susul ya ? Boleh ?” “Ehh, ummphh, gimana ya, Mas. Aku kalo milih baju suka lama lho. Tar kamu malah bosen. Tumben sih, ada maunya nih pasti,” godaku. “Ada yang mau aku omongin sama kamu. Rada serius sih, Tha. Makanya ngajak kamu ketemuan. Oia, hari ini kamu keliatan cantik. Tapi kemaren juga cantik kok. Sayang, tadi kamu pulang duluan. Jadi gak bisa liat kamu lama-lama,” kata dia sambil terk

Yogyakarta, Aku Mencari Cinta

Suasananya masih sama. Masih seperti dua puluh tahun yang lalu. Dan rumah itu, masih terlihat kokoh. Masih mampu menyimpan kenangan-kenangan yang pernah terlalui. Namun aku tak mampu mendekati rumah itu. Hanya bisa memandangnya dalam jauh. Aku takut saat si pemilik keluar, lalu pikiranku mengacau dan memaksa kembali ke silam. Sejenak aku menikmati keramaian dalam rumah itu. Keramaian yang mungkin pernah tercipta olehku. Namaku Wisnu. Arsitek. Tiga puluh satu tahun. Berkeluarga ? Iya. Aku tulang punggung bagi ibu dan dua adikku setelah kepergian bapak, setahun lalu. Menikah ? Belum terpikirkan olehku. Aku masih ingin mengejar sukses. Ingin membahagiakan ibu dan adik-adikku. Ingin menikmati lajangku. Dan masih ingin menikmati kenangan-kenangan bersama seseorang di masa kecilku. Tanpa harus menyakiti seseorang yang nantinya akan menjadi istriku. Lebih simpelnya aku tak pernah bisa jatuh cinta. Selain kepada seorang gadis kecil, yang selalu membawakan aku roti isi tiap pagi.

Jawaban dari Status Facebookmu

Apakah rasamu sebesar itu kepadaku ? Sedari dulu, hingga saat ini. Entah esok, apakah masih tersemat rasa pedulimu terhadapku. Maaf jika sikapku membuat anganmu terbang. Maaf jika dulu aku pernah mendesak kejujuranmu untuk menyeruakkan isi hatimu terhadapku. Maaf jika aku pernah memberimu mimpi yang mungkin kau anggap palsu saat ini. Maaf jika harapan-harapan yang kau semai mesti layu sebelum mengembang. Aku wanita. Yang sudah berkali disakiti. Bukan aku tak percaya tulusmu. Bukan aku meragukan kesetiaanmu. Tapi justru aku yang masih harus belajar setia, pada ketulusan cinta. Kau tau aku begitu sulit menerima cinta. Sampai kapan pun. Akan sulit. Bukan karena mereka lebih baik darimu. Bukan karena mereka masa laluku dulu. Bukan karena mereka pernah istimewa di lampauku. Aku hanya belum bisa setia. Aku hanya masih ingin memerdekakan hatiku. Aku hanya masih ingin berpetualang. Maafkan aku. Jika kau merasa aku hanya menyapamu saat berduka. Jika kau merasa aku mencarimu saat berse

August 7th 2014

begitu baik Dia yang masih memberikan aku kesempatan menyiapkan diri untuk menjadi yang terbaik dalam segala rancanganNya terimakasih Tuhan atas segala yang aku punya untuk semua yang Kau berikan bimbing aku ke jalanMu tuntun aku jika tersesat aku percaya akan skenarioMu Kau selalu menguatkan aku sertailah langkahku menuju kehendakMu ajarilah senantiasa padaku untuk mau mengampuni mereka yang bersalah kepadaku segala yang aku butuhkan dan inginkan telah Kau siapkan dan akan Kau berikan di saat yang tepat dengan cara yang indah jauhkan aku dari goda lindungi aku dari celaka dan bahaya terimakasih untuk ke 27 tahun waktuku terimakasih Tuhan

ketidaknormalan cinta

sesepi apa hatimu hingga kau ijinkan aku masuk dan memintaku mencari ingatan tentang kenangan kita sepenting itukah kepingannya hingga kau begitu menggebu mengajakku mencari bersama kita di satukan dalam cinta yang sesaat cinta yang entah apa kita menyebutnya cinta yang tak pernah mengikat tapi kita begitu hanyut di dalam buainya aku mengerti inginmu kamu pahami maksudku tapi kita tak pernah bersatu dalam kepastian bukan meragu atas pilihan tapi seperti inilah kita dan kita menikmati ketidaknormalan ini