Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Sedetik Waktu, Aku Ingin Menyerah

aku menahan air mata dalam kesendirianku memikirkan banyak hal yang tak bisa ku ceritakan ke semua orang mencari tempat nyaman di sudut gelap yang dijauhi kebahagiaan tapi di sana lah aku, mengartikan setiap beban yang harus ku selesaikan aku kuat, aku tidak lemah itu kataku pada seruan iba yang mengasihaniku aku tak perlu berteriak, agar mereka tau aku menangis semalaman sepanjang hari yang baru sekali ini dijatuhi hujan apa yang harus aku lakukan jika orang yang ku pikir peduli, tidak sepeduli itu denganku aku mencari sepasang telinga yang bersedia mendengar bahkan ketika aku tidak mampu berucap aku masih tersudut, menuliskan kegelisahanku yang entah akan dimengerti atau tidak oleh pasang mata yang mencari pembenaran aku sendirian, aku bertahan dengan sisa air mata yang mulai malas keluar isyaratkan kepedihan aku lelah, aku sudah lelah bolehkah aku menyerah pada janji-janji yang hingga kini belom ditepati juga kepada setiap rancangan masa depan tak kunjung pasti aku, apakah akan dica

Tentang Kita, Tentang Dunia

Kau lambatkan langkah saat aku tertinggal di belakangmu Kau berikan bahu saat hatiku mengadu pilu Kau genggam jemariku saat kakiku ingin menjauh Tapi tak pernah kau halangiku, saat mimpiku berlarian mengejar kebahagiaan    bahkan ketika tak mengikutsertakanmu Kau mendengar tanpa berucap Kau berucap setelah mendengar Kau kesejukan yang dirindukan kegalauanku Kau gempita yang hadirkan suka cita   Aku berarti setelah mengenalmu Aku dewasa seusai mengertimu Dan, dunia tak perlu tau tentang kita    kita yang menghidupkan dunia

rindu yang menguap

kau ku sayangi, meski tak ku miliki kau ku rindukan, meski hanya harapan cara berjalanmu membuat degupku lebih cepat aku menyimpan rasa rindu padamu, yang tak selalu tersenyum padaku aku menyimpan setitik harapan padamu, yang tak selalu ada untukku ahh.. aku ini siapa ? melarangmu membagi senyum ke semua orang menuntutmu untuk selalu ada di sampingku aku bertanya lagi pada diriku sendiri aku ini apa di hidupmu ? sekedar raga yang mungkin tak kau perhatikan orang lemah yang diam di sudut memperhatikan senyummu, tawamu, pedihmu, tangismu ku simpan semua di ingatanku entah sampai kapan bertahan mungkin akan hilang sendiri, seiring dengan rinduku yang perlahan menguap hilang, tak bersisa tak berjejak

Perempuan dan Masa Lalu

Hai perempuan yang menggebu menceritakan masa lalumu Membunga hatimu ketika namanya ku sebut Merona wajahmu saat dia melintas di depanmu Begitu lekatkah hatimu dan hatinya dulu Hingga cepat kau sembuhkan luka menyiksa Karena terpisah raga tak bisa berdua, bersama Katamu tak ada restu Katanya, kau terlalu menuntut Sedangkan aku, hanya diam mencerna pembenaran kalian Hai perempuan yang menggebu menceritakan masa lalumu Masih membungakah hatimu ketika ku sebut dia dalam doaku Masih meronakah wajahmu saat dia berjalan menghampiriku Apakah hatimu dan hatinya selekat hatiku dan hatinya sekarang Sembuhkah luka yang katamu menyiksa ketika kau melihat aku dan dia bahagia Yang bisa bersama, berdua, untuk menua Hai perempuan yang tak lagi bersuara menceritakan masa lalumu Menangiskah kau dalam sujudmu Menyesalkah kau melepas impianmu Hai perempuan yang diam tak menceritakan masa lalumu Sakitkah hidupmu saat melihat dia bisa bahagia hanya dengan melihat aku tertawa Hai p

Aku Sendiri Dulu

rindu berlalu, kau menjauh kemudian aku menjadi angkuh kau menyalahkan aku atas waktu dulu yang membuat kita sekarang tak lagi satu harusnya senyum sinisku sudah bisa menjelaskan kenapa aku sudah tak lagi peduli tentang perasaan kau bercumbu dengan lelaki yang bukan aku kau mendua di saat aku butuh dekapanmu sudahlah, sayang aku bisa mencari kebahagiaan meski pun tak lagi seranjang denganmu tak apa aku sendiri biar tak ada lagi kekasih yang menyakiti hati untukmu yang telah tega berbagi tak akan ada lagi janji sehidup semati