aku bermimpi dalam mimpi aku bertemu angin angin yang dulu selalu membelaiku di mimpi itu, angin juga membelaiku belaiannya masih sama tapi tak sesepoi belaiannya dulu sepoinya telah dibagi dengan yang lain sepoinya menjadi milik yang lain dalam mimpi itu, angin bergumam lirih berbisik melagukan sepoinya yang disia-siakan oleh yang lain itu tapi angin tetap membelainya memendam kesedihan dengan tulusnya dalam mimpi itu, angin memelukku bukan dengan sepoinya dengan beliung yang menghantam perkasanya menghancurkan gagahnya angin menangis aku terbangun tapi angin (sudah) menghilang meninggalkan (aku) (dengan) mimpi semalam tadi belaiannya cuma (di) mimpi
mengungkap rasa lewat kata