Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

karena pada akhirnya, kau tetap pergi

aku yang mencoba tangguh tapi kau lemahkan dengan perhatian aku yang mencoba kuat tapi kau belenggu dengan kasih sayang jika hadirmu sesaat jika janjimu pemanis jika cintamu semu untuk apa masuk terlalu dalam sudahi akhiri dan tinggalkan saja aku di sini sendiri tenang, aku sudah pernah patah hati sebelum denganmu dan aku sudah terbiasa dengan kehadiran orang baru jadi, tak usah datang menghampiriku menawarkan tanganmu untuk ku genggam membawaku berjalan melewati bukit jika ternyata kau melepaskanku di ujung tebing tanpamu, aku masih bisa bernafas

teruntuk : pelangi

terimakasih telah mewarnai langitku dulu sebelum kau datang, aku hanyalah biru yang biasa yang kadang dihiasi awan putih bergelombang, ombak pilu, ketika mendung mendayu, ingin mengadu lalu merasa tak berarti ketika terik begitu silau      membuat manusia tak ingin memandangku dan malu ketika jingga senja terlihat lebih indah      manusia tak menyadari adaku dan kemuraman yang membuatku sedih luruh dengan warna yang kau balutkan lebur setelah lengkungan indah yang meski tak setiap saat kau bagikan banyak kata yang harus aku rangkai      agar kau mengerti betapa bersyukur kau diciptakan tapi tak mampu sejuta aksaraku menyamai keindahanmu untuk hidupku terimakasih, meski warna itu untuk dunia kau tetap hadir dengan warnamu

kasmaran

akhh... sudahlah... jangan terlampau sering menunjukkan pesonamu bahkan cara berjalanmu itu bisa membuatku berdebar apalagi kau berkenan memberikan lengkung bibir itu buatku rasanya bisa mati sedetik seketika itu kau begitu mengagumkan dan aku begitu mengagumimu sedari dulu dari awal kau bertutur kepadaku dari awal aku mencuri tajammu dulu hingga kini, masih saja mengagumimu kau mengagumkan dengan caramu dan aku mengagumimu lewat aksaraku maka hanya akan menjadi sajak tak bersubyek kali ini tak perlu juga menambahkan obyek lain apalagi sampai menyertakan keterangan untuk mempertegas lagi kekagumanku yang tak akan pernah pudar, bahkan menghilang kapan pun sampai kapan pun kau kekaguman yang tak pernah membosankan

berdua, bersama

senja kala itu terlewati dengan pelukan rindu membasuh suatu rasa tertahan, lama tak bertemu lalu kecupan-kecupan manismu membasah di bibir dekapan-dekapan mesramu menghangat di tubuh kau tak perlu pergi lagi di sini saja menghabiskan pagi dan sore menertawai kesedihan yang mungkin akan kita hadapi menangisi kebahagiaan yang terlalui bersama dan tetaplah di sini menatap bintang tersapu fajar

sekeping hati dan undangan pernikahan

sore itu ku dengar kabar tentang pernikahanmu lalu aku temukan undangan yang terselip di antara tumpukan berkas di atas meja kerja mengapa ? bukankah kita sudah berakhir tak ada lagi yang perlu diukir bahkan kehadiranku di pernikahanmu berbahagialah saja kau dengan pasanganmu tak usah pedulikan aku dan kehadiranku dan kau pun tak perlu tau bagaimana kemarin aku tertatih mencoba berdiri dan bertahan dalam sekeping hati yang kau sakiti aku sudah bahagia tegak berdiri menggandeng tangan seseorang yang bahagia melihatku bahagia

kepada lelaki yang bertanya kenapa

entah harus ku mulai dari mana menjawab pertanyaanmu kau tak mungkin tak tau bagaimana perasaanku kepadanya dulu kau pun tak mungkin tak tau seperti apa perasaanku kepadamu kini lalu kau cemburu ketika barisan kata yang tercipta yang ku tulis tentangnya kau baca dalam diammu dia pernah berarti dulu pernah menjadi bagian dalam hidupku tapi aku memilihmu untuk memilikiku saat ini perlukah ku bercerita kepada dunia tentang kita, yang sudah mereka taui atau perlukah kau genggam tanganku agar dunia paham aku ini milikmu jika kau bertanya kenapa aku menuliskan ribuan aksara itu karena dia telah menjadi masa laluku karena aku telah melepasnya karena aku telah mengikhlaskannya dan aku minta, biarkan cerita itu hanya menjadi tulisan tak perlu kau meragu tak usah takut kehilanganku karena ada aku karena aku ada di sampingmu mendampingimu love you AwS

JeRat

biar aku saja aku saja yang kembali terluka kau cukup di situ menyaksikan aku terjatuh, lalu lumpuh aku sudah terlalu sering kau sakiti hingga aku lupa caranya sembuh aku sudah begitu nyaman menghirup candu menyayangimu hingga aku lupa caranya bernafas bebas dengan inderaku tapi sekali lagi biar aku saja yang terluka kau cukup di situ di situ saja membubuhkan racun di setiap aliran logikaku dan menyaksikan aku mati perlahan dalam luka setia mencintaimu

ini hanya tentang rasa yang masih tertinggal

ini bukan tentang melepaskan ini bukan tentang ditinggalkan hanya sebuah rasa yang perlu diikhlaskan kau tau aku tak pergi kau tau aku tak pernah ingin kau lepas kau tau, aku masih di sini masih sama seperti dulu dan suatu hari nanti kau juga akan tau seseorang telah mengganti kesedihanku    dengan kebahagiaan yang perlahan namun pasti tapi kau tak perlu tau terkadang aku masih merindukanmu 2017, Maret

tentang seseorang yang (pernah) mengisi

katamu sayangmu sudah bukan buatku rindumu pun tak lagi ada untukku sedangkan aku masih belum bisa melepasmu tapi kau sudah dua kali mengganti hati perlahan aku pun coba melupakanmu menghapus jejakmu yang tertinggal kemudian dia datang mencoba mengisi hati sepi dan memberi nyaman yang membuatku tenang kenyamanan itu membuatku terbang dia mengajariku terbang membiarkan aku melihat dunia begitu luas tak hanya mengurung bebasku dalam sekotak luka sampai ada rasa yang kembali membuncah membuatku bersemangat setiap waktu perlahan, aku pun mengabaikan rasa kehilangan dulu dan perlahan, dia takut kehilanganku lalu tanpa pernah terduga, kau sampaikan rindu kau katakan sayangmu tak pernah berubah masih sama dari pertama kau jatuh hati padaku aku diam cuma bisa diam karena baru hari lalu aku menjatuhkan hatiku    pada dia yang membuatku nyaman 2016, Desember

jika kita bukanlah suatu takdir yang akan dipersatukan Tuhan

kemudian kita seolah telah menyatu menjadi satu karena satu alasan, nyaman bukankah kita diciptakan berbeda lalu mengapa memaksakan untuk terus bersama egomu dan egoku tak mungkin seiring langkahmu dan langkahku pun tak bisa beriring jalan kita berbeda, terlalu jauh untuk disamakan dan pegangan yang dulu erat, pasti akan terlepas sekeras kita mencoba, sesering kita berdoa kita menyebut Tuhan dalam beda nama pantaskah bersanding meski atas dasar cinta ingin disudahi, tetapi terlanjur mengerat berat melepas lalu menghilang saling melupakan yang tak bisa dilupakan dan kemudian angkuh akan menyapa kelak

kau adalah sesuatuku

kau kembali mendegupkan jantungku setelah beberapa saat suri dalam kehampaan kau pernah menjadi bagian terindah dari cinta setelah beberapa waktu lalu meninggalkanku kau perubahan, yang membawaku pada kebaikan kau kebaikan, yang menuntunku ke arah yang benar kau adalah sesuatu yang pernah aku perjuangkan kau sesuatu yang membuat hidupku bertahan kau iya, kau cahaya yang meredup dan membuat duniaku gelap lalu tiba-tiba benderang menyilaukan kesedihan yang luruh bersama senyum indah dan suara merdu kau, ahh, aku rindu

Aku Ingin Mengingatnya

Kau tau seberapa dalam aku jatuh cinta kepadanya Kau pun paham bagaimana dia menggores setiaku Kau tau dia pernah begitu hebat membuatku tertawa Kau pun mengerti dia meninggalkanku penuh luka Pernahkah kau tau, rasaku kini padanya Inginkah kau tau, meski mungkin menyakitkanmu Untuk satu kali ini saja Untuk malam ini saja Ijinkan aku mengingatnya Dalam kerinduan yang begitu dahsyat Tak akan terbagi rasaku Tak akan terbelah setiaku Aku hanya merindukannya Tak akan pernah kembali padanya Meski pun sayangnya masih sama seperti dulu Sayang, aku hanya ingin mengingatnya Bersama semua kenangan yang tak ingin ku ingat      tetapi tetap saja tak bisa ku lupa agatha, 170117

teman masa kecil

kita berlarian, langkah kecil kita berkejaran bersama hujan kadang kau terlalu jauh di depan begitu asyik mengejar impian kemudian berhenti sejenak menungguku yang sedikit perlahan tertinggal di belakangmu lalu kita samakan lagi langkah kita berkejaran lagi bersama angin meniupkan nafas-nafas perjuangan      tentang mimpi dan masa depan janji-janji kita yang tertepati membuat aku kegirangan lupa langkahmu tak seriang kakiku      kau sedikit lelah berupaya membahagiakanku aku menunggumu di sini di bawah beringin besar yang menaungiku sampai kau ada di hadapanku dan ulurkan tanganmu akan ku genggam, dan genggamlah lebih erat kita berjalan bersama, berdua tak perlu berlari, kita nikmati saja jalan ini teman kecil yang jadi teman hidup