Aku
menaburkan daun teh kering di satu – satunya gelas yang aku punya
Menuangkan
air yang tak begitu panas, kemudian
Mengambil
batang rokok terakhir dan menyulutnya
Menikmati
nikotin yang lama tak berjumpa dengan penatku
Jarimu
berlalu menjelajah hidungku dan bermain lama di bibirku
Memaksa
nafsuku yang memuncak, tertahan
Tubuhmu
merapat mendekap mengeratkan pelukan
Tanganmu
mengusap punggungku, beriring dengan kecupan dan desahanmu di telingaku
Kepulan asap
dari mulutku membaur tak jelas ke udara
Nafasku
tertahan, menahan nafsuku
Kecupanmu begitu
menggoda, menantang bibirku
Kau tenggelamkan
birahiku dalam kenikmatan dunia
Yang hanya
ingin ku dapat dari kejantananmu
Biarkan peluhku mengurai bersama engahan nafas
Dan akan ku biarkan lelahmu berbaring di sampingku
Apalagi yang bisa kita nikmati saat ini
Rokok terakhir tak bersisa
Aku sudah bahagia, meski hanya bisa memelukmu
Tertidur dalam lelap di pelukanmu
Kemudian, kita terpejam hingga pagi datang
Biarkan peluhku mengurai bersama engahan nafas
Dan akan ku biarkan lelahmu berbaring di sampingku
Apalagi yang bisa kita nikmati saat ini
Rokok terakhir tak bersisa
Aku sudah bahagia, meski hanya bisa memelukmu
Tertidur dalam lelap di pelukanmu
Kemudian, kita terpejam hingga pagi datang
Komentar
Posting Komentar