Malam mengantarkan kita pada perjumpaan
Setelah enam revolusi bumi
Dingin seakan tertahan
Ketika jemarimu menyatu dengan jemariku
Dan udara sang kelam seakan hanya lalu
Rindumu, rinduku, menyatu
Dalam perjalanan melintasi berkilo jarak
Kenangan dulu saat berpeluk di atas dua roda, kembali menyeruak
Gelora asmara, entah siapa di antara yang menyulut
Meski indah surya, harus tertutup kabut
Hangatmu masih sama ketika memelukku
Ketika kaki menapak di Ranukumbolo
Kau pernah jadi mimpiku
Aku pernah jadi angan masa depanmu
Tapi di sinilah kita saat ini
Berdiri dalam sisa kepingan masa lalu
Yang mencoba menyusun kembali
Mengutuhkan lagi meski hanya untuk sehari
Kau priaku, yang meski telah berlalu
Kisah dan cerita kita
Pernah mengukir bait-bait indah
Aku tau ini hanya sehari
Kembali jatuh cinta kepadamu
Walau hanya sehari
Dan harus sehari, saja
Setelah enam revolusi bumi
Dingin seakan tertahan
Ketika jemarimu menyatu dengan jemariku
Dan udara sang kelam seakan hanya lalu
Rindumu, rinduku, menyatu
Dalam perjalanan melintasi berkilo jarak
Kenangan dulu saat berpeluk di atas dua roda, kembali menyeruak
Gelora asmara, entah siapa di antara yang menyulut
Meski indah surya, harus tertutup kabut
Hangatmu masih sama ketika memelukku
Ketika kaki menapak di Ranukumbolo
Kau pernah jadi mimpiku
Aku pernah jadi angan masa depanmu
Tapi di sinilah kita saat ini
Berdiri dalam sisa kepingan masa lalu
Yang mencoba menyusun kembali
Mengutuhkan lagi meski hanya untuk sehari
Kau priaku, yang meski telah berlalu
Kisah dan cerita kita
Pernah mengukir bait-bait indah
Aku tau ini hanya sehari
Kembali jatuh cinta kepadamu
Walau hanya sehari
Dan harus sehari, saja
Komentar
Posting Komentar