Saya sudah cukup nyaman memakai celana pendek, kaos, dan
sandal. Selain lebih kasual, perpaduan itu memang saya banget. Santai. Enggak
ribet. Dan yang terpenting adalah nyaman. Bukan berarti baju dengan model yang
lain tidak membuat saya nyaman. Tapi entahlah, rasanya berbeda dengan
kebanyakan orang yang memilih terlihat rapi. Rapi memang perlu. Tapi terlalu
rapi, sepertinya bukan pilihan yang bagus untuk saya.
Setidaknya, saya bukan manekin yang jadi korban mode orang
lain. Saya tau apa yang saya inginkan. Saya bebas memilih apa yang saya pakai.
Tanpa ada batasan. Tanpa perlu merasa aneh. Dan saya bertanggung jawab
sepenuhnya dengan apa yang saya pakai.
Orang mau berkomentar, itu hak mereka. Saya pun juga berhak
untuk memilih. Mendengarkan omongan mereka atau mengabaikan ocehan mereka.
Simpel kan ?
Sesimpel apa yang membuat saya nyaman dalam berpakaian. Meski
pun di acara resmi sekali pun, ketika saya nyaman memakai pakaian kasual, saya
akan memakainya. Saya tidak suka ribet. Tidak suka repot. Jalan-jalan pakai
celana pendek pun tidak menjadi suatu permasalahan untuk saya.
Justru saya malah risih jika melihat orang yang terpaksa
memakai sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Saya sedikit
terganggu saat melihat orang yang berbusana hanya untuk menampilkan image agar
terkesan rapi, alim, sopan, padahal setelah itu mereka mungkin bersikap seperti
terbebas dari kekangan yang tercipta karena keinginan mereka sendiri.
Setidaknya, saya tau, kapan harus berbusana ini, kapan
berbaju itu, kapan memakai ini, kapan pas mengenakan itu.
Beberapa waktu belakang ini saya justru lebih nyaman dengan
celana panjang yang menutup sebagian paha dan betis saya. Dengan atasan yang
tidak terlalu ketat tentunya, yang bisa menyamarkan lekuk tubuh. Sebelumnya
saya memang cuek dengan penampilan saya. Saya tidak begitu peduli dengan apa
yang orang lihat dari penampilan saya. Mau mereka suka, mau mereka iri, itu
urusan mereka.
Tapi, kenyamanan saya bukan lagi celana pendek dan kaos
ketat. Saya nyaman saat saya bisa menutup tubuh saya dengan busana yang saya
pakai, dan tidak “memamerkan” tubuh saya ke orang lain. Kalau seperti itu pun
saya masih menjadi perhatian orang, itu anugrah.
*terimakasih bang breek
Komentar
Posting Komentar