Dia tersenyum saat menatapku
Senyum yang dipaksakan, aku tau itu
Tapi dia tetap tersenyum
Menutupi segala luka dalam rendah hatinya
Aku membalas senyumnya getir
Rasanya ingin aku maki wanita itu
Wanita yang dengan mudah mencaci ketulusannya
Mengatainya sebagai laki-laki tak berguna
Dia membuatku tertawa
Tapi dia selalu berusaha tak meninggalkan duka
Dia palsukan pedihnya dengan cumbuan mesra di telinga
Dan tentu, aku menikmatinya dengan berpura-pura
Dia bertahan dalam hidup yang katanya penuh derita
Dia memelukku katanya butuh perhatian
Dia selalu tersenyum hangat kepadaku
Menikmati waktu saat berdua denganku
Bahkan mengatai wanitanya adalah kesalahan
Lalu aku bisa apa, mendoakan mereka tercerai berai
Busuk sekali, aku tak sejahat itu
Aku hanya perempuan di masa lalunya
Yang mengerti setiap gelisah dalam hidupnya
Komentar
Posting Komentar