Langsung ke konten utama

hujan dan seorang pria


ini hanya hujan
hanya titik air yang jatuh bersamaan
keriangan suara alam

walau kadang menyakitkan
aku sudah terlanjur jatuh hati

tak akan ku dustai diri
aku sering bersedih bersama hujan
dan hujan tak pernah menyalahkanku

hujanlah yang berbaik hati
cepat-cepat menggantikan airmataku dengan airnya
biar tak banyak mata melihat tangisku
biar tenang hati mereka menikmati senyumku

aku rindu hujan
rindu serbuan ribuan titik air yang menusuk kulitku
yang membasahi rambutku

aku rindu hujan yang tak pernah ragu membuatku selalu merindukannya

seperti sore ini
hujan telah bersungguh-sungguh menepati janjinya
menjamahku, membuatku basah

tapi kali ini airmataku tak keluar
aku tak boleh lagi bersedih
bahkan pada kehilangan sepedih apa pun

semoga riuhnya hujan, mampu menyuarakan rinduku kepadanya

kepada seorang pria yang bertambah usia
kepada pria yang dewasa
kepada pria yang telah membuatku menjadi masa lalu
di hidupnya saat ini

agatha 151116

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu