Langsung ke konten utama

bukan (hanya) jadi pelarian (saja)

sudah lama aku tau tentangmu
sudah lama juga kau memperhatikanku

tapi kita merajut kisah dengan mereka
kau dengan kekasihmu
aku dengan kekasihku

hingga kita bertemu dalam satu kesempatan
di satu Kamis malam kala itu
berbagi cerita dan tanya

kemudian di hari berikutnya
kita saling bertanya kabar
lebih sering berbagi cerita
membuat janji untuk bertemu
dan melewati satu hari bersama

lalu entah bagaimana ada getar cemburu
yang meski pun hanya sepercik
namun mampu membakar


nyaman yang kau berikan
rindu yang kau rasakan
pantaskah kita saling menikmati
perasaan yang tak kita tau
dari mana asalnya

salahkah jika kita masih terikat dengan mereka
haruskah kita tinggalkan mereka

sungguh aku tak ingin meninggalkan dia
hanya untuk bisa bersamamu
dan ku rasa kau tak akan tega
melepasnya untuk bisa bersanding denganku

bisakah kau menjelaskan, aku harus bagaimana
kita harus seperti apa

sungguh, aku telah terjatuh
jatuh pada hatimu
yang juga menyimpan cinta untuknya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu