Langsung ke konten utama

Surat Cinta Untuk Kekasihku

kepada kekasih hatiku, rencana hidupku, tujuan aku berjalan,
terimakasih untuk semua ketulusanmu, untuk segala perhatianmu
untuk apa pun yang telah kau perjuangkan untukku, untukmu, untuk kita
waktu, tenaga, pikiran, jarak, dan setiap sujudmu yang tak luput menyebut namaku, sebagai rencanamu
entah mampukah aku membalas, tapi sungguh tak ingin ku melepas hatimu,
aku ingin bersamamu, menjadi bagian dari rencana hidupmu,
menemani setiap detak nafasmu,
begitu dalam ku menyimpan perasaan ini, 
hingga tak mampu aku menahan kesedihanku,
ketika kau ingin mengakhiri yang baru separuh revolusi bumi terlalui
aku ingin lebih lama lagi,
bukan lagi satu atau dua tahun,
aku ingin menemanimu selamanya
jangan lepaskan aku, jangan pernah berhenti,
memperjuangkanku, untuk hidupmu

                                                                                                        3 November 2015
                      selalu menyayangimu,
                                                                                                        Ara


*surat ini ditemukan sebulan sesudah dibuat
 3 Desember 2015, tepat ketika telah berakhir 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu