Langsung ke konten utama

Asa Cita Cinta

Dan seketika, desiran-desiran darah terasa menjerat kuat
Aku melambung dalam suka cita bahagia
Cinta yang ku kejar tak lagi berlari memutar
Berhenti di satu tempat saat aku hendak menyerah

Memapahku yang hampir jatuh
Lelah menyamakan langkah bersama
Baru ini kali dia menggenggam jemari
Seolah tiada ingin terlepas, lagi

Acuhnya membuat dadaku berdegub melayu
Namun pedulinya meyakinkan degubku melaju
Lalu, entah apa alasannya mengabaikan rasaku
Yang telah bertumbuh kembang sedari dulu

Tak lagi bertepuk sebelah tangan asaku kini
Bersemi indah dalam guratan-guratan telapak tangan
Menyamarkan ragu yang semakin pupus menghilang
Letupan asmara membara, membakar logika

Kau cita-citaku
Kau cintaku
Dan setelah kau genggam tanganku, usah lepaskan lagi
Demi ikrar bersama yang terhalang beda rasa dan percaya

Setulus hati aku mengharapmu
Dalam ikhlas diri meminta nyata untuk berdua
Bersatu dalam ikatan cinta sejati
Bersamamu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

hujatan cinta

teruskan saja menghujatku yang kau hujatkan adalah kebencian yang terbungkus cinta kau tak menyadari bahwa cintamu terlalu dalam tapi memaksakan kau tak bisa memiliki cintaku dan kau hujani aku dengan makian semakin kau menghujatku semakin mereka akan tau siapa yang pantas dicintai dan siapa yang harus mencintai meski sampai mati

Biasa yang Tak Biasa

kita pernah ada di satu waktu yang tak biasa di saat kau berdua dan aku sendiri lalu kita terbiasa dengan yang tak biasa membiasakan menanyakan kabar terbiasa mengingatkan memberi kabar hingga yang tak biasa, menjadi biasa kemudian kita ada di satu sisi yang tak biasa ketika kau merasa memilikiku dan aku menganggap kamu kekasihku entahlah. . . bukankah kita sudah terbiasa dengan yang tak biasa dan membiasakan hal yang tak biasa menjadi biasa ahhh. . . rasanya kita perlu mengisi pikiran kita dengan hal yang biasa karena kita terlampau sering menjalani hubungan,    yang tak biasa agatha tbrm020216