Ataukah aku yang salah mengartikan diammu
Saat aku menyandarkan kepala di bahumu
Ketika tanganku melingkar di pinggangmu
Sewaktu kaki kita menyentuh dalam ketidaksengajaan
(Yang tetap kau biarkan kakimu menyentuh kakiku)
Saat aku mencium bau parfum di ujung lehermu
Ketika aku membisikkan kata di sudut telingamu
Sewaktu aku melihat coklat bola di tajam matamu
Saat aku peluk jaket abu-abumu
Ketika aku memelukmu
(Di atas dua rodamu)
[Sampai] Sewaktu aku tau kau akan berdua
Mengapa kau diam, apa arti diammu
Nyamankah dengan waktu saat kita bersama (dua hari kemaren)
Atau kau matikan rasamu terhadapku
Atau kau hanya sekedar ingin menjaga perasaanku
Yang menyakitkan adalah aku tau dari mereka
Yang ikut menyaksikan kedekatan kita
Ketidaklayakan sikap kita jika memang kau akan meminangnya
Masih saja tanyaku tak kau beri arti
Masih saja tak bermakna kecewaku
Mengapa kau menghindari keingintauanku
Mengapa kau diamkan aku dalam gelimang tanya
Aku rapuh dalam sedikit tenaga menyiapkan hati untukmu
Mengapa kau mendiamkan sikapku seolah kau mengiyakan mesraku
Aku mohon, biarkan aku menikmati kemesraan ini
Setidaknya hingga saat sebelum kau meminangnya
Hanya untuk kita, berdua saja
Saat aku menyandarkan kepala di bahumu
Ketika tanganku melingkar di pinggangmu
Sewaktu kaki kita menyentuh dalam ketidaksengajaan
(Yang tetap kau biarkan kakimu menyentuh kakiku)
Saat aku mencium bau parfum di ujung lehermu
Ketika aku membisikkan kata di sudut telingamu
Sewaktu aku melihat coklat bola di tajam matamu
Saat aku peluk jaket abu-abumu
Ketika aku memelukmu
(Di atas dua rodamu)
[Sampai] Sewaktu aku tau kau akan berdua
Mengapa kau diam, apa arti diammu
Nyamankah dengan waktu saat kita bersama (dua hari kemaren)
Atau kau matikan rasamu terhadapku
Atau kau hanya sekedar ingin menjaga perasaanku
Yang menyakitkan adalah aku tau dari mereka
Yang ikut menyaksikan kedekatan kita
Ketidaklayakan sikap kita jika memang kau akan meminangnya
Masih saja tanyaku tak kau beri arti
Masih saja tak bermakna kecewaku
Mengapa kau menghindari keingintauanku
Mengapa kau diamkan aku dalam gelimang tanya
Aku rapuh dalam sedikit tenaga menyiapkan hati untukmu
Mengapa kau mendiamkan sikapku seolah kau mengiyakan mesraku
Aku mohon, biarkan aku menikmati kemesraan ini
Setidaknya hingga saat sebelum kau meminangnya
Hanya untuk kita, berdua saja
Komentar
Posting Komentar