Langsung ke konten utama

merenung

terdiam, atau tepatnya mendiamkan diri
memberi ketenangan pada jiwa
mencari keresahan-keresahan yang selama ini mengganggu
mengusir mereka pergi dari hati

terpaku, memakukan diri pada sebuah janji
bukan tuntutan, tapi keikhlasan batin
berbakti, membaktikan hidup kepada yang disebut kepala
mengabdikan raga dan rohku

termenung, atau aku sengaja merenung
memikirkan pengabdian yang telah terurai
lewat tawa saat kekurangan
atau waktu tangis dalam bergelimang lebih

masih ada yang bisa aku lakukan
masih banyak yang belum ku nyatakan
menyatakan setiap impian kecilnya
yang berharap penuh mendapat anggukan optimisku

terus berjalan priaku,
berjalanlah di sampingku
gandeng aku agar aku tak terlepas, atau melepas diri
dari ikatan yang kita sebut keluarga

*spesial untuk suamiku, anas sanusi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

hujatan cinta

teruskan saja menghujatku yang kau hujatkan adalah kebencian yang terbungkus cinta kau tak menyadari bahwa cintamu terlalu dalam tapi memaksakan kau tak bisa memiliki cintaku dan kau hujani aku dengan makian semakin kau menghujatku semakin mereka akan tau siapa yang pantas dicintai dan siapa yang harus mencintai meski sampai mati

Biasa yang Tak Biasa

kita pernah ada di satu waktu yang tak biasa di saat kau berdua dan aku sendiri lalu kita terbiasa dengan yang tak biasa membiasakan menanyakan kabar terbiasa mengingatkan memberi kabar hingga yang tak biasa, menjadi biasa kemudian kita ada di satu sisi yang tak biasa ketika kau merasa memilikiku dan aku menganggap kamu kekasihku entahlah. . . bukankah kita sudah terbiasa dengan yang tak biasa dan membiasakan hal yang tak biasa menjadi biasa ahhh. . . rasanya kita perlu mengisi pikiran kita dengan hal yang biasa karena kita terlampau sering menjalani hubungan,    yang tak biasa agatha tbrm020216