Langsung ke konten utama

Tangis Yang Sama

Matanya mengelilingi ruangan bercat putih tulang
Mencari sesuatu yang dia pikir bisa ditemukan di tempat ini
Sekali lagi matanya menyapu seluruh ruangan
Badannya ikut berputar, memastikan yang dia cari ada di sini

Nafasnya menghela lambat, wajahnya sedih
Tapi tak dikatakan kepada siapa pun
Yang dicari tak ada di sini
Dan pipinya mulai basah karena airmata

Tangisnya sunyi, tak terdengar
Tapi runtuhnya hati begitu bergemuruh

Seorang anak yang kehilangan orang tuanya
Ayah dan Ibunya
Yang menemaninya dari pagi hingga malam dan datang lagi pagi

Ayah dan Ibunya tidak mati
Mereka hanya masih sibuk dengan urusan tak nyata
Merasa membiayai hidup dan kebutuhan anaknya berarti tuntas

Anak itu tertidur pulas usai letih menangis
Dan pagi kembali datang
Seorang anak yang bersikap baik-baik saja
Melewati hari-harinya dan mengulangi tangis yang sama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

hujatan cinta

teruskan saja menghujatku yang kau hujatkan adalah kebencian yang terbungkus cinta kau tak menyadari bahwa cintamu terlalu dalam tapi memaksakan kau tak bisa memiliki cintaku dan kau hujani aku dengan makian semakin kau menghujatku semakin mereka akan tau siapa yang pantas dicintai dan siapa yang harus mencintai meski sampai mati

Biasa yang Tak Biasa

kita pernah ada di satu waktu yang tak biasa di saat kau berdua dan aku sendiri lalu kita terbiasa dengan yang tak biasa membiasakan menanyakan kabar terbiasa mengingatkan memberi kabar hingga yang tak biasa, menjadi biasa kemudian kita ada di satu sisi yang tak biasa ketika kau merasa memilikiku dan aku menganggap kamu kekasihku entahlah. . . bukankah kita sudah terbiasa dengan yang tak biasa dan membiasakan hal yang tak biasa menjadi biasa ahhh. . . rasanya kita perlu mengisi pikiran kita dengan hal yang biasa karena kita terlampau sering menjalani hubungan,    yang tak biasa agatha tbrm020216