Langsung ke konten utama

Karena Semua Harus Seimbang

Rindumu, pedihmu, ku kira harus seimbang
Tawamu, amarahmu, pun juga harus seimbang
Kecewamu, bahagiamu, menurutmu apakah juga harus seimbang ?

Terkadang, rindu begitu menyakitkan ketika ragamu jauh dari pandangku
Tawamu bisa menjadi amarahku ketika kau lebih riang saat menghabiskan waktu bukan denganku
Tapi kecewamu tak pernah menjadi bahagiaku

Kau perempuan terindah yang dulu pernah aku miliki
Meski berulang kau mengkhianati setiaku dengan lelaki yang sama

Katanya hanya teman,
tapi berkali ku lihat kau dan dia bergandeng tangan
Katanya tak pakai perasaan,
tapi sering ku temui kata rindu dalam setiap pesan yang sengaja kau sembunyikan

Dan kini apakah semua sudah seimbang,
Kau dengan sesalmu, menduakanku
Dan aku masih terpuruk kehilangan, melepasmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

hujatan cinta

teruskan saja menghujatku yang kau hujatkan adalah kebencian yang terbungkus cinta kau tak menyadari bahwa cintamu terlalu dalam tapi memaksakan kau tak bisa memiliki cintaku dan kau hujani aku dengan makian semakin kau menghujatku semakin mereka akan tau siapa yang pantas dicintai dan siapa yang harus mencintai meski sampai mati

Biasa yang Tak Biasa

kita pernah ada di satu waktu yang tak biasa di saat kau berdua dan aku sendiri lalu kita terbiasa dengan yang tak biasa membiasakan menanyakan kabar terbiasa mengingatkan memberi kabar hingga yang tak biasa, menjadi biasa kemudian kita ada di satu sisi yang tak biasa ketika kau merasa memilikiku dan aku menganggap kamu kekasihku entahlah. . . bukankah kita sudah terbiasa dengan yang tak biasa dan membiasakan hal yang tak biasa menjadi biasa ahhh. . . rasanya kita perlu mengisi pikiran kita dengan hal yang biasa karena kita terlampau sering menjalani hubungan,    yang tak biasa agatha tbrm020216