Rindumu, pedihmu, ku kira harus seimbang
Tawamu, amarahmu, pun juga harus seimbang
Kecewamu, bahagiamu, menurutmu apakah juga harus seimbang ?
Terkadang, rindu begitu menyakitkan ketika ragamu jauh dari pandangku
Tawamu bisa menjadi amarahku ketika kau lebih riang saat menghabiskan waktu bukan denganku
Tapi kecewamu tak pernah menjadi bahagiaku
Kau perempuan terindah yang dulu pernah aku miliki
Meski berulang kau mengkhianati setiaku dengan lelaki yang sama
Katanya hanya teman,
tapi berkali ku lihat kau dan dia bergandeng tangan
Katanya tak pakai perasaan,
tapi sering ku temui kata rindu dalam setiap pesan yang sengaja kau sembunyikan
Dan kini apakah semua sudah seimbang,
Kau dengan sesalmu, menduakanku
Dan aku masih terpuruk kehilangan, melepasmu
Komentar
Posting Komentar