Senyummu mengembang, lebar
Rona bahagia tersurat dari wajah wanita paruh baya
Menyaksikan anak laki-lakinya mengucap akad
Berjanji menjadi imam bagi wanita di sepanjang nyawa
Foto pernikahanmu tercetak lebar menggantung di dinding
Kebaya putih yang dipakai mempelaimu masih terlihat bersih
Tapi mengapa ragu ikut pula menggantung di salah satu sisi hatimu
Menyesalkan sikap seorang perempuan yang tak bisa menghargaimu sebagai pria
Senyummu mengembang, meski hanya di sudut
Bercerita tentang kehidupanmu yang bahagia dengan wanita dan seorang putra
Wanita paruh baya yang dulu bahagia, masih membawa rona yang sama
Meski di dalam kekhusyukan doa, melepas segala tangis,
karena anak laki-lakinya berdusta
Senyum yang selalu diperlihatkan kepada puluhan pasang mata,
hanya topeng menutup berjuta amarah
Tangis yang hanya terpenjara dalam diam, saksi hatimu telah hancur
Kau pulang, tapi jiwamu melayang dalam dunia berlainan
Berlarian mengejar kisah yang penuh kedamaian,
bukan makian perempuan untuk pria yang akadnya menjadi belahan nyawa
Senyummu selalu mengembang di depanku
Tangismu selalu tumpah, membasahi pelukku
Aku ingin engkau berhenti menyudahi segala
Tapi engkau masih bertahan, bukan karena setia
karena engkau pun tau, engkau tak bisa memilikiku
Komentar
Posting Komentar