Langsung ke konten utama

Suatu Pagi di Hari Minggu

Sapamu lebih dulu, di suatu pagi di hari Minggu
Ahh, lama sekali percakapan hangat kita tak terjadi
Ada rindu yang tersirat dari setiap kata yang kau ucap
Walau tak banyak, tapi aku tau, rindu itu tertuju cuma buatku

Dan kita sama-sama tak ingin menyudahi bersama ini
Bahkan kau asyik mengulang kenangan kita yang lalu
Membahas macam barang yang pernah ku berikan dulu
Dan masih saja kau simpan semua itu

Sampai aku tertuju pada satu kalimat,"Tapi waktu itu kamu ninggalin aku kan."
Sesaat kemudian matamu terlihat perih,
akhirnya kau tau kan rasanya
Bagaimana tetap terlihat bahagia saat dada kita sesak dengan pedih

"Kamu harus tau, aku pergi karena keadaan. Bukan karena aku yang ingin."
Katamu samar terhalang beberapa tetes air mata

Aku hanya bisa menatapmu pilu
Seseorang yang begitu aku perjuangkan dulu
Tersandar pada kenyataan, kita tidak lagi bersama

Bukan karena kita tak mau
Tapi semesta yang tak pernah memihak cerita kita

Kau masih sama, masih menyimpan senyum manis itu
Bening matamu pun masih sama
Mata yang membuat aku jatuh cinta
Pada perempuan yang selalu membuat aku bergetar tiap kali menatapnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

hujatan cinta

teruskan saja menghujatku yang kau hujatkan adalah kebencian yang terbungkus cinta kau tak menyadari bahwa cintamu terlalu dalam tapi memaksakan kau tak bisa memiliki cintaku dan kau hujani aku dengan makian semakin kau menghujatku semakin mereka akan tau siapa yang pantas dicintai dan siapa yang harus mencintai meski sampai mati

Biasa yang Tak Biasa

kita pernah ada di satu waktu yang tak biasa di saat kau berdua dan aku sendiri lalu kita terbiasa dengan yang tak biasa membiasakan menanyakan kabar terbiasa mengingatkan memberi kabar hingga yang tak biasa, menjadi biasa kemudian kita ada di satu sisi yang tak biasa ketika kau merasa memilikiku dan aku menganggap kamu kekasihku entahlah. . . bukankah kita sudah terbiasa dengan yang tak biasa dan membiasakan hal yang tak biasa menjadi biasa ahhh. . . rasanya kita perlu mengisi pikiran kita dengan hal yang biasa karena kita terlampau sering menjalani hubungan,    yang tak biasa agatha tbrm020216