Langsung ke konten utama

Perempuan dan Masa Lalu

Hai perempuan yang menggebu menceritakan masa lalumu
Membunga hatimu ketika namanya ku sebut
Merona wajahmu saat dia melintas di depanmu

Begitu lekatkah hatimu dan hatinya dulu
Hingga cepat kau sembuhkan luka menyiksa
Karena terpisah raga tak bisa berdua, bersama

Katamu tak ada restu
Katanya, kau terlalu menuntut
Sedangkan aku, hanya diam mencerna pembenaran kalian

Hai perempuan yang menggebu menceritakan masa lalumu
Masih membungakah hatimu ketika ku sebut dia dalam doaku
Masih meronakah wajahmu saat dia berjalan menghampiriku

Apakah hatimu dan hatinya selekat hatiku dan hatinya sekarang
Sembuhkah luka yang katamu menyiksa ketika kau melihat aku dan dia bahagia
Yang bisa bersama, berdua, untuk menua

Hai perempuan yang tak lagi bersuara menceritakan masa lalumu
Menangiskah kau dalam sujudmu
Menyesalkah kau melepas impianmu

Hai perempuan yang diam tak menceritakan masa lalumu
Sakitkah hidupmu saat melihat dia bisa bahagia hanya dengan melihat aku tertawa

Hai perempuan yang terluka
Ceritakanlah padaku masa depanmu,
          bahagiamu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

hujatan cinta

teruskan saja menghujatku yang kau hujatkan adalah kebencian yang terbungkus cinta kau tak menyadari bahwa cintamu terlalu dalam tapi memaksakan kau tak bisa memiliki cintaku dan kau hujani aku dengan makian semakin kau menghujatku semakin mereka akan tau siapa yang pantas dicintai dan siapa yang harus mencintai meski sampai mati

Biasa yang Tak Biasa

kita pernah ada di satu waktu yang tak biasa di saat kau berdua dan aku sendiri lalu kita terbiasa dengan yang tak biasa membiasakan menanyakan kabar terbiasa mengingatkan memberi kabar hingga yang tak biasa, menjadi biasa kemudian kita ada di satu sisi yang tak biasa ketika kau merasa memilikiku dan aku menganggap kamu kekasihku entahlah. . . bukankah kita sudah terbiasa dengan yang tak biasa dan membiasakan hal yang tak biasa menjadi biasa ahhh. . . rasanya kita perlu mengisi pikiran kita dengan hal yang biasa karena kita terlampau sering menjalani hubungan,    yang tak biasa agatha tbrm020216