Langsung ke konten utama

Perempuan yang Harus Mengikhlaskan Janji Lelaki

kau harus bisa merelakan
apa yang tak bisa disatukan manusia

entah karena suatu hal atau beberapa hal
yang mungkin tak begitu baik bila bersama

di saat kau pikir ini ketidakadilan
itu hanya ketakutanmu akan kesendirian

hatimu kuat
bahkan seharusnya lebih kuat dari saat ini
saat di mana kau tak lagi diberi harapan untuk berharap
ketika kau tak diberi kesempatan memperjuangkan perasaanmu

hatimu tangguh
lebih tangguh dari waktu ini
waktu di mana luka-luka hatimu tersiram cuka
ketika kau tetap tersenyum menahan perih yang tertoreh atas manusia yang kau sayangi

lalu aku bisa apa

aku tak setegar hatimu
yang tetap mencintai dalam ketiadaan hubungan
yang tetap memuja meski telah diabaikan 
yang tetap menjaga dalam jarak yang tak dikira

aku bisa apa selain berterimakasih
karena kau mengajarkan cinta itu tak selamanya akan setindak dengan ingin kita
karena kau menjadikanku manusia bermakna, yang selalu kau rindukan

terimakasih perempuan
kau telah sudi menghiasi hariku
meski tak bisa aku meminangmu
menyandingmu dalam pelaminan seperti janjiku


semoga kesendirianmu tak begitu lama
segerakanlah berakhir
meski tak berdampingan denganku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu