Langsung ke konten utama

Khilaf di Antara Cinta Sang Mantan

Dulu kau cintaku, aku cintamu
Dulu kita berdua, bersama
Sampai kau bilang, "Kita putus saja, Sayang."

Aku sendiri, kau sendiri
Kita berjalan tapi tak bersama
Sampai kau bilang, "Aku kangen kamu."

Aku [masih] sendiri, kau [lebih dulu] berdua
Aku bahagia, kalian bahagia
Sampai kau bilang, "Dia egois."

Kau mendekat, aku terjerat
Kau terpikat, aku mengikat
Sampai kau bilang, "Aku masih sayang kamu, Honey."

Aku bahagia, kau bahagia
[Entah bagaimana dia]
Kita bersama, meski tak sejalan
Sampai kau bilang, "Dia nggak sebaik kamu."

Kau terlena, aku tergoda
Kau jatuh cinta, tapi aku tak ingin jatuh
Sampai kau bilang, "Apa kurangnya aku ?"

Kau sebut ini cinta
Aku sebut ini khilaf
Kau lupa aku pernah bilang, "Mantan cuma masa lalu, yang boleh dikenang tapi gak layak untuk dikenakan."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

hujatan cinta

teruskan saja menghujatku yang kau hujatkan adalah kebencian yang terbungkus cinta kau tak menyadari bahwa cintamu terlalu dalam tapi memaksakan kau tak bisa memiliki cintaku dan kau hujani aku dengan makian semakin kau menghujatku semakin mereka akan tau siapa yang pantas dicintai dan siapa yang harus mencintai meski sampai mati

Biasa yang Tak Biasa

kita pernah ada di satu waktu yang tak biasa di saat kau berdua dan aku sendiri lalu kita terbiasa dengan yang tak biasa membiasakan menanyakan kabar terbiasa mengingatkan memberi kabar hingga yang tak biasa, menjadi biasa kemudian kita ada di satu sisi yang tak biasa ketika kau merasa memilikiku dan aku menganggap kamu kekasihku entahlah. . . bukankah kita sudah terbiasa dengan yang tak biasa dan membiasakan hal yang tak biasa menjadi biasa ahhh. . . rasanya kita perlu mengisi pikiran kita dengan hal yang biasa karena kita terlampau sering menjalani hubungan,    yang tak biasa agatha tbrm020216