Langsung ke konten utama

pulang

kakiku terus melangkah
mengejar bayangan itu
semakin cepat aku berjalan
semakin lalu pula bayangan itu

aku hampir mendapatinya
hampir kena
harusnya tadi langsung aku pegang jubahnya
ku tarik biar aku tau rautnya

aku berlari
dan bayangan itu lebih cepat lagi menghindar
aku berpikir, apa mau bayangan ini

menghindariku..
atau malah ingin mengajakku..

bayangan itu menuju suatu tempat di ujung sana
tempat yang tak terlihat jelas
karena kilauan cahaya yang menyinarinya
bukan matahari karena ini bukan siang

dan saat langkah bayangan itu hampir mancapai tujuannya
dia menoleh ke arahku
memperlambat langkahnya

aku hentikan langkahku
dan bayangan itu berjalan mundur sambil tetap melihatku
dengan tersenyum
senyum yang aku hafal
karena itu senyumku

bayangan itu seperti aku
bukan !
bukan seperti, tapi memang aku

dan apa ini ??
mengapa aku ada di sana
kenapa aku tergeletak dengan banyak darah di tubuhku
bayangan itu berdiri di dekat aku yang lain yang ada di sana
dan bayangan itu menidurkan diri di atas aku yang terluka di sana
menyatu

apa ini ??

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu