Langsung ke konten utama

Anggaplah Aku Kesalahan Yang Harus Kau Lupakan

Aku memang tak bisa membohongi diri
Begitu banyak mimpi yang pernah kita rangkai
Waktu itu, kita masih berdua
Saat kita bersama, belum begitu dewasa

Sampai mimpi-mimpi itu harus terhenti
Bukan pilihan, tapi dipaksakan
Karena pikiran kita tak lagi sejalan
Di pondasi keyakinan yang berbeda

Entah kemana kau pergi
Di mana kau ikatkan janji dengan seorang lelaki
Tapi aku di sini masih sendiri
Meski bukan untuk menunggu sepimu

Lalu waktu seakan memihak kita
Kesendirianku dan cerita patah hatimu
Mengingatkan kembali tentang mimpi yang dulu terhenti
Begitu cepat membakar logika

Hingga aku merasa kau terlalu nyaman
Menikmati jejak yang sengaja kau tapaki kembali
Menenggelamkan ikrarmu dengan lelaki setia di sana

Aku tak mengira akan sejauh ini merindukanmu
Aku tak bisa lebih jauh dari ini, ingin memilikimu
Pergilah.. kembalilah kepada pemilik hati yang menganggapmu setia

Dan anggaplah aku suatu kesalahan dalam hidupmu
Yang harus kau lupakan, dan harus kau tinggalkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

destiny

Hari ini aku disibukkan dengan persiapan acara pernikahan salah satu klien. Yang kebetulan menggunakan jasa event organizer yang aku kelola bersama beberapa teman jaman kuliah. Awalnya memang banyak rintangan. Tetapi berjalannya waktu, semakin banyak saja klien yang mempercayakan acaranya pada jasa kita yang berlabel Little Break Event Organizer. Klien yang dihadapi pun beragam. Ada yang manut manggut-manggut dengan ide yang kita tawarkan. Ada yang datang membawa rancangan konsep. Ada juga yang menyebalkan seperti klienku sekarang. Kemarin bilang bunga mawar merah. Hari ini minta ganti anggrek bulan warna ungu. Kemarin minta round table , sekarang mau ganti standing party . Memang menyebalkan. Tapi itulah pekerjaan kita. Melayani klien. Dan untuk itulah kita dibayar. Setelah melayani pasangan yang bawel. Aku memilih untuk keluar kantor dan mulai menghisap rokok. Ngobrol bareng Pak Mien. Sopir yang sudah bekerja di kantor kita selama tiga tahun terakhir. Kita tak pernah membangun s...