Langsung ke konten utama

Kisah Istri dan Suami yang Tak Lagi Bersama

Pernah sekali waktu dulu,
Seorang perempuan bernama istri menghubungiku
Berkata aku ini mengganggu lelakinya yang bernama suami
Sedangkan lelaki itu, pun aku tak ada mesra

Lalu ku tanyakan kepada si istri
Apa yang sudah ku lakukan,
Yang tak dia lakukan kepada si suami

Mulutnya diam, otaknya bungkam
Setelah itu tak pernah lagi si istri menghubungiku
Dan ku dengar kabar, istri dan suami ini berpisah

Mudah sekali mereka memisahkan diri
Padahal rumit jalan yang tertempuh
Untuk mengubah dua menjadi satu

Hai suami yang ditinggalkan
Apa kabar hatimu yang disangka berdusta
Padahal perempuan yang kini kau sebut mantan istri itu
Yang memainkan cinta dan percayamu dengan lelaki lain,
     yang dia menyebutnya hanya teman

Sudah kosongkah ruang yang terluka itu ?
Bolehkah jika perempuan bernama aku
Mengetuk lagi, hatimu perlahan

Sekedar mengulang cerita-cerita lalu
Ketika kita bersama dengan judul teman lama
Iya, aku yang mengharapmu dulu
Ingin menumbuhkan kembali ingin itu

Dan kali ini, aku tak akan melepasmu
Demi kalimat," Asalkan kamu bahagia"
Karena aku percaya sungguh
Bahagiamu itu bersamaku

Apakah kamu menyadari itu ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

destiny

Hari ini aku disibukkan dengan persiapan acara pernikahan salah satu klien. Yang kebetulan menggunakan jasa event organizer yang aku kelola bersama beberapa teman jaman kuliah. Awalnya memang banyak rintangan. Tetapi berjalannya waktu, semakin banyak saja klien yang mempercayakan acaranya pada jasa kita yang berlabel Little Break Event Organizer. Klien yang dihadapi pun beragam. Ada yang manut manggut-manggut dengan ide yang kita tawarkan. Ada yang datang membawa rancangan konsep. Ada juga yang menyebalkan seperti klienku sekarang. Kemarin bilang bunga mawar merah. Hari ini minta ganti anggrek bulan warna ungu. Kemarin minta round table , sekarang mau ganti standing party . Memang menyebalkan. Tapi itulah pekerjaan kita. Melayani klien. Dan untuk itulah kita dibayar. Setelah melayani pasangan yang bawel. Aku memilih untuk keluar kantor dan mulai menghisap rokok. Ngobrol bareng Pak Mien. Sopir yang sudah bekerja di kantor kita selama tiga tahun terakhir. Kita tak pernah membangun s...