Langsung ke konten utama

Perempuan yang Harus Mengikhlaskan Janji Lelaki

kau harus bisa merelakan
apa yang tak bisa disatukan manusia

entah karena suatu hal atau beberapa hal
yang mungkin tak begitu baik bila bersama

di saat kau pikir ini ketidakadilan
itu hanya ketakutanmu akan kesendirian

hatimu kuat
bahkan seharusnya lebih kuat dari saat ini
saat di mana kau tak lagi diberi harapan untuk berharap
ketika kau tak diberi kesempatan memperjuangkan perasaanmu

hatimu tangguh
lebih tangguh dari waktu ini
waktu di mana luka-luka hatimu tersiram cuka
ketika kau tetap tersenyum menahan perih yang tertoreh atas manusia yang kau sayangi

lalu aku bisa apa

aku tak setegar hatimu
yang tetap mencintai dalam ketiadaan hubungan
yang tetap memuja meski telah diabaikan 
yang tetap menjaga dalam jarak yang tak dikira

aku bisa apa selain berterimakasih
karena kau mengajarkan cinta itu tak selamanya akan setindak dengan ingin kita
karena kau menjadikanku manusia bermakna, yang selalu kau rindukan

terimakasih perempuan
kau telah sudi menghiasi hariku
meski tak bisa aku meminangmu
menyandingmu dalam pelaminan seperti janjiku


semoga kesendirianmu tak begitu lama
segerakanlah berakhir
meski tak berdampingan denganku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

sayang tak selalu (ber)sama

"Apa kamu sudah membahagiakan aku selama aku bersamamu. Dari kita kenal, kita pacaran, sampe kita nikah. Dan sekarang kita punya anak ? Apa kamu uda pernah ngebahagiain aku ? Apa kamu ngrasa aku uda bahagia sama kamu ?"            . . . . . hening "Orang di luar sana boleh berpikir aku bahagia sama kamu. Tapi kenyataannya kamu gak pernah sedikit pun bikin aku bahagia. Tau kenapa ? Karena kamu cuma berpikir kamu udah bahagiain aku. Karena kamu merasa, kamu udah buat aku bahagia. Padahal apa ? Nothing ! NOTHING !!"      . . . . . . . hening " Kamu gak pernah nglakuin apa-apa buat aku. Waktu aku merasa sendiri. Waktu aku ada masalah. Apa kamu tau aku ada masalah ? Apa kamu tau aku kesepian? Apa kamu tau sikapku berubah ? Kamu sibuk dengan pekerjaan kamu. Kamu sibuk memikirkan promosi untuk kenaikan jabatan kamu. Kamu sibuk mencarikan materi buat aku. Aku gak cuma butuh materi ! Aku mau nikah sama kamu, bukan mau mater...