Langsung ke konten utama

Jadilah Teman Hidupku

kau hadir, bersama secuil senyum yang begitu berarti di mataku
kau datang bersama secercah harapan yang mengajakku terbang
dan kau membuka pintu hatiku yang lama tak terjamah,
     hatiku yang telah lama sendiri dalam ketiadaan

kau adalah keindahan, yang ingin ku jabat, lalu ku pegang erat
kau adalah impian, yang ingin ku bawa dalam nyata, dan tak ku lepaskan

apalah aku ini, yang begitu mabuk dalam cinta tak bertuan
yang begitu menggebu merebutmu dalam kenangan buruk masa lalu
cerita lama yang membuatmu terluka, tertahan pada masa yang kejam

pandanglah aku, aku ada di sini bersamamu,
     saat kau menangis teringat perih itu
     ketika kau lara menyesapi kenangan pilu

aku di sampingmu, hai gadis penawar rindu,
     yang mengguncang duniaku dengan tawa riangmu
     yang meluruhkan kesedihanku dengan ucap manjamu

aku di nyatamu, hai gadis yang ingin ku jadikan milikku
berjalanlah bersamaku
jadilah temanku melangkah,
     menapaki masa depan kita, berdua

hanya aku, dan kau


*request mas Ulum, buat pujaan hatinya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

destiny

Hari ini aku disibukkan dengan persiapan acara pernikahan salah satu klien. Yang kebetulan menggunakan jasa event organizer yang aku kelola bersama beberapa teman jaman kuliah. Awalnya memang banyak rintangan. Tetapi berjalannya waktu, semakin banyak saja klien yang mempercayakan acaranya pada jasa kita yang berlabel Little Break Event Organizer. Klien yang dihadapi pun beragam. Ada yang manut manggut-manggut dengan ide yang kita tawarkan. Ada yang datang membawa rancangan konsep. Ada juga yang menyebalkan seperti klienku sekarang. Kemarin bilang bunga mawar merah. Hari ini minta ganti anggrek bulan warna ungu. Kemarin minta round table , sekarang mau ganti standing party . Memang menyebalkan. Tapi itulah pekerjaan kita. Melayani klien. Dan untuk itulah kita dibayar. Setelah melayani pasangan yang bawel. Aku memilih untuk keluar kantor dan mulai menghisap rokok. Ngobrol bareng Pak Mien. Sopir yang sudah bekerja di kantor kita selama tiga tahun terakhir. Kita tak pernah membangun s...