Langsung ke konten utama

Jawaban dari Status Facebookmu

Apakah rasamu sebesar itu kepadaku ? Sedari dulu, hingga saat ini. Entah esok, apakah masih tersemat rasa pedulimu terhadapku.

Maaf jika sikapku membuat anganmu terbang. Maaf jika dulu aku pernah mendesak kejujuranmu untuk menyeruakkan isi hatimu terhadapku. Maaf jika aku pernah memberimu mimpi yang mungkin kau anggap palsu saat ini. Maaf jika harapan-harapan yang kau semai mesti layu sebelum mengembang.

Aku wanita. Yang sudah berkali disakiti. Bukan aku tak percaya tulusmu. Bukan aku meragukan kesetiaanmu. Tapi justru aku yang masih harus belajar setia, pada ketulusan cinta. Kau tau aku begitu sulit menerima cinta. Sampai kapan pun. Akan sulit.

Bukan karena mereka lebih baik darimu. Bukan karena mereka masa laluku dulu. Bukan karena mereka pernah istimewa di lampauku. Aku hanya belum bisa setia.

Aku hanya masih ingin memerdekakan hatiku. Aku hanya masih ingin berpetualang.

Maafkan aku. Jika kau merasa aku hanya menyapamu saat berduka. Jika kau merasa aku mencarimu saat bersedih.

Aku tak akan mencegahmu menganggapku masa lalu di hidupmu. Aku tak akan menghalangimu temukan kebahagiaan selain aku.

Bukan aku tak mau. Aku hanya belum bisa untuk saat ini. Namun jika memang jodoh yang dikendaki Tuhan adalah kau dan aku, kita akan berjodoh dengan segala perjuangan kita. Bukan hanya perjuanganmu. Atau perjuanganku

Kau berhak membuang atau menyimpan rasa dan asamu terhadapku. Tapi maaf, aku belum bisa membalasnya.

Jika yang kau maksud itu adalah aku, inilah jawabanku. Jika itu wanita lain, maka ini adalah tulisan isengku. Abaikan saja.

Semoga bisa dipahami.

salam,
pelangi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

coba lupakan kamu!

Suara sepatu yang aku pakai begitu jelas terdengar setiap kali menyentuh lantai. Telinga yang mendengar pasti tau aku sedang berlari. "Tha, dengerin aku dulu," begitu teriak Andre sambil terus berjalan dengan langkah yang cepat meski dia nggak berlari sepertiku. Aku nggak begitu menanggapi kata-katanya. Aku harus menghindar dari dia. "Sampe kapan mau lari? Sampe kapan kamu menghindar dari aku? Sampe kapan kamu mau berbohong sama nurani kamu? Sampe kapan, Tha," teriaknya lagi dan kali ini nggak ada langkah yang memburu. Aku berhenti dari lariku dan membalikkan badanku. "Apa mau kamu," begitu tanyaku dingin. Aku nggak lagi berlari menjauh dari dia tapi kali ini aku menghampiri dia. Mendekatkan jauh yang terbentang antara aku dan dia. "Setelah aku berhenti apa kamu yakin buat ninggalin dia? Apa kamu yakin aku mau ninggalin Aldo," lanjutku lagi masih tetap dingin. Aku merasa semua saraf di tubuhku telah mati. Saat tangan Andre menyentuh wajahku, bahk...

destiny

Hari ini aku disibukkan dengan persiapan acara pernikahan salah satu klien. Yang kebetulan menggunakan jasa event organizer yang aku kelola bersama beberapa teman jaman kuliah. Awalnya memang banyak rintangan. Tetapi berjalannya waktu, semakin banyak saja klien yang mempercayakan acaranya pada jasa kita yang berlabel Little Break Event Organizer. Klien yang dihadapi pun beragam. Ada yang manut manggut-manggut dengan ide yang kita tawarkan. Ada yang datang membawa rancangan konsep. Ada juga yang menyebalkan seperti klienku sekarang. Kemarin bilang bunga mawar merah. Hari ini minta ganti anggrek bulan warna ungu. Kemarin minta round table , sekarang mau ganti standing party . Memang menyebalkan. Tapi itulah pekerjaan kita. Melayani klien. Dan untuk itulah kita dibayar. Setelah melayani pasangan yang bawel. Aku memilih untuk keluar kantor dan mulai menghisap rokok. Ngobrol bareng Pak Mien. Sopir yang sudah bekerja di kantor kita selama tiga tahun terakhir. Kita tak pernah membangun s...