Langsung ke konten utama

Rabu Sendu di Ujung Juni

Ataukah aku yang salah mengartikan diammu
     Saat aku menyandarkan kepala di bahumu
     Ketika tanganku melingkar di pinggangmu
     Sewaktu kaki kita menyentuh dalam ketidaksengajaan
       (Yang tetap kau biarkan kakimu menyentuh kakiku)

     Saat aku mencium bau parfum di ujung lehermu
     Ketika aku membisikkan kata di sudut telingamu
     Sewaktu  aku melihat coklat bola di tajam matamu

     Saat aku peluk jaket abu-abumu
     Ketika aku memelukmu
       (Di atas dua rodamu)
     [Sampai] Sewaktu aku tau kau akan berdua

Mengapa kau diam, apa arti diammu
Nyamankah dengan waktu saat kita bersama (dua hari kemaren)
Atau kau matikan rasamu terhadapku
Atau kau hanya sekedar ingin menjaga perasaanku

Yang menyakitkan adalah aku tau dari mereka
Yang ikut menyaksikan kedekatan kita
Ketidaklayakan sikap kita jika memang kau akan meminangnya

Masih saja tanyaku tak kau beri arti
Masih saja tak bermakna kecewaku

Mengapa kau menghindari keingintauanku
Mengapa kau diamkan aku dalam gelimang tanya

Aku rapuh dalam sedikit tenaga menyiapkan hati untukmu
Mengapa kau mendiamkan sikapku seolah kau mengiyakan mesraku

Aku mohon, biarkan aku menikmati kemesraan ini
Setidaknya hingga saat sebelum kau meminangnya
Hanya untuk kita, berdua saja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Awal

Aku bukan ketiga dari rentangmu dengan dia Kau sendiri bukan pelarian dari kisahku yang berakhir Jika memang aku teman hidupmu Lantas mengapa berlama menautkan hati kita Mengapa harus bertemu dan berkasih dengan hati yang dulu Sedang kau begitu setia menjaga rasa Di antara raguku yang menyergap di awal Dengan sombong, ku cegah pedulimu meluluhkan angkuh Ku batasi rasa rinduku agar tak kerap wajah kita beradu Dan kau memenangkan segala kelebihanku Dengan menyapa kekuranganku penuh hangat Hai pria yang kini bersamaku Mari eratkan genggaman Karena kita tak pernah tau Kapan godaan dan ujian menghampiri Sekedar mampir atau ingin memporakporandakan Kepada teman hidupku yang tetap bertahan Terimakasih telah membuatku juga bertahan Kecup dan pelukku untukmu tertanda, Perempuan yang selalu menjadi teman tidurmu

bidadari

mengapa engkau pergi di mana engkau kini ke mana kami mencari peri kecil kami, telah menjadi bidadari tak terasa telah dewasa tapi jangan pernah pergi tinggalkan kami kembalilah bidadari kami engkau kuat, kami tau itu tapi tiada arti engkau sendiri pulanglah bidadari kami menanti di setiap detik berganti buat adekku, etta

sayang tak selalu (ber)sama

"Apa kamu sudah membahagiakan aku selama aku bersamamu. Dari kita kenal, kita pacaran, sampe kita nikah. Dan sekarang kita punya anak ? Apa kamu uda pernah ngebahagiain aku ? Apa kamu ngrasa aku uda bahagia sama kamu ?"            . . . . . hening "Orang di luar sana boleh berpikir aku bahagia sama kamu. Tapi kenyataannya kamu gak pernah sedikit pun bikin aku bahagia. Tau kenapa ? Karena kamu cuma berpikir kamu udah bahagiain aku. Karena kamu merasa, kamu udah buat aku bahagia. Padahal apa ? Nothing ! NOTHING !!"      . . . . . . . hening " Kamu gak pernah nglakuin apa-apa buat aku. Waktu aku merasa sendiri. Waktu aku ada masalah. Apa kamu tau aku ada masalah ? Apa kamu tau aku kesepian? Apa kamu tau sikapku berubah ? Kamu sibuk dengan pekerjaan kamu. Kamu sibuk memikirkan promosi untuk kenaikan jabatan kamu. Kamu sibuk mencarikan materi buat aku. Aku gak cuma butuh materi ! Aku mau nikah sama kamu, bukan mau mater...