Aku melihatnya pertama kali. Awal saat dia menampakkan wajah tampannya. Menggemaskan. Dan ini adalah kebahagiaan yang tak ternilai dengan apa pun. Melihat tubuhnya menggeliat. Bibirnya yang mungil. Lucu. Dia jagoanku. Yang tak kurang dari sembilan bulan, aku nantikan kehadirannya. Bisa aku timang. Aku senandungkan lagu tidur untukknya. Tangisnya adalah suara merdu yang menggantikan lelahku. Ahh, aku tak pernah lelah merawatnya. Dengan penuh syukur dan bahagia, aku menggendongnya. Membuatkan susu formula. Karena aku tidak bisa memberi ASI. Menggantikan popoknya saat dia pipis. Menggodanya saat menangis hingga dia bisa tersenyum. Mengajaknya bicara. Meski aku tak paham. Itulah kebahagiaan yang tak bisa aku ungkapkan, betapa bahagianya aku. Pertumbuhannya bagus. Badannya gemuk. Wajahnya mengingatkanku pada seseorang. Aku yang mengajarkan dia bicara. Tanganku yang dia pegang, saat dia mulai belajar berjalan. Aku yang dia kejar, saat dia mulai bisa berlari kecil. ...
mengungkap rasa lewat kata